medcom.id, Jakarta: Terorisme, yang termasuk dalam pilar politik keamanan, akan menjadi perhatian dalam pertemuan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Laos, Saleumxay Kommasith di Jakarta, pekan depan.
"Terorisme kan masuk di dalam pilar politik keamanan yang akan dibahas kedua menlu, jadi terorisme akan diperhatikan di pertemuan nanti, baik secara bilateral maupun kerangka ASEAN," kata Direktur Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri RI, Denny Abdi kepada awak media di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis 20 Juli 2017.
Pasalnya, dikhawatirkan bahwa kelompok teroris kini makin meluas di Asia Tenggara. Dibuktikan dengan makin dalamnya kelompok militan Maute yang berafiliasi dengan ISIS, bercokol di Filipina Selatan.
Pertemuan kedua menlu negara anggota ASEAN ini termasuk dalam kerangka pertemuan Joint Commission on Bilateral Cooperation (JCBC) Indonesia-Laos. Pertemuan ini juga menjadi kick off dari peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Laos.
"JCBC ini forum yang membahas peningkatan kerja sama dua negara serta kemajuan yang dicapai oleh ASEAN di mana hal itu juga berasal dari hubungan bilateral antar negara-negara ASEAN," ungkap Denny.
Jika dibandingkan, memang ekonomi Indonesia terbilang unggul dari Laos. Namun, lanjut dia, bukan dilihat dari besaran jumlah pertumbuhan ekonomi negara, melainkan lebih kepada kerja sama satu sama lain.
"Negara-negara ASEAN itu kontribusinya sangat besar. Kita bisa lihat pertumbuhan ASEAN yang cukup pesat di beberapa dekade terakhir," tutur dia lagi.
Berkunjung ke Indonesia, Menlu Kommasith rencananya akan dibawa ke pabrik PT Pupuk Kujang. Pasalnya, Indonesia sedang menjajaki impor potasium dari Laos untuk masa mendatang.
"Biasanya kita impor dari Kanada. Kebetulan Menlu Laos ke sini, ini kita bisa tindaklanjuti untuk impor potasium dari Laos. Jika berhasil, kita bisa menghemat sekitar 30 persen, karena jaraknya lebih dekat," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News