Menteri Tenaga Kerja Silvestre Bello III mengatakan langkah ini diambil untuk mengantisipasi beragam masalah seperti kekurangan makanan, yang dapat berimbas pada lebih dari 200 ribu warga Filipina di Qatar.
Arab Saudi dan beberapa negara memutus hubungan dengan Qatar pada Senin kemarin. Mereka menuduh Qatar mendukung sejumlah grup teroris dan berusaha menggoyang stabilitas Timur Tengah.
"Kami melihat ada kemungkinan terjadinya berbagai masalah di Qatar," tutur Bello dalam sebuah konferensi pers, seperti disitat AFP, Selasa 6 Juni 2017.
"Sebagai contohnya, kami tahu Qatar tidak memproduksi sendiri makanan di negaranya. Jika terjadi sesuatu dan mereka kehabisan makanan kemudian terjadi kerusuhan, tentu para OFW (Pekerja Filipina di Luar Negeri) akan menjadi korban pertama," lanjut dia.
Bello mengatakan ada 141 ribu pekerja Filipina yang terdaftar di Qatar tahun lalu. Namun total OFW di Qatar dapat melebihi 200 ribu jika mereka yang tidak memiliki dokumen lengkap juga dihitung.
Penghentian pengiriman ini juga berlaku bagi warga Filipina yang dokumennya sudah disetujui dan dijadwalkan berangkat ke Qatar.
Juru bicara Presiden Rodrigo Duterte, Ernesto Abella, menyebut aksi negara-negara Teluk mungkin memiliki "efek beruntun" terhadap pekerja Filipina.
Lebih dari 10 juta warga Filipina bekerja atau tinggal secara permanen di luar negeri. Para diaspora itu mengirim miliaran dolar per tahun untuk membantu perekonomian Filipina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
