"Kami tidak menginginkan perang. Kami ingin menyelesaikan ini secara damai, namun sepertinya India tidak menginginkannya," kata Dubes Abdul dalam Peringatan Hari Angkatan Bersenjata Pakistan, di Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta, Jumat, 6 Juli 2019.
Dia menambahkan jika India menginginkan perdamaian, mereka tidak akan mengirim 800 ribu tentara ke wilayah Kashmir sejak 1989. Bahkan, imbuhnya, India tidak akan mencabut status khusus Kashmir yang membuat wilayah itu kini semakin memanas.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dubes Abdul menuturkan bahwa negaranya menginginkan adanya dialog bersama dengan India. "Kami ingin duduk bersama dan membahas kasus ini," imbuhnya.
Ribuan orang, kata Dubes Abdul, telah meregang nyawa atas konflik Jammu dan Kashmir sejak 30 tahun lalu. Karenanya, Pakistan tidak menginginkan bertambahnya korban atas konflik yang tak usai ini.
Pemerintah India mencabut status khusus Kashmir sebulan lalu. Keputusan ini menyebabkan protes terjadi di wilayah yang diperebutkan New Delhi dan Islamabad.
Setelah keputusan tersebut, Kashmir seakan dikurung oleh pasukan keamanan India. Pemerintah India di New Delhi berusaha menghalangi protes terhadap langkah mereka memaksakan kontrol pusat lebih ketat atas wilayah tersebut.
Bahkan, internet dan komunikasi telepon telah diputus. Para pasukan keamanan yang berjumlah ribuan itu terlihat membanjiri kota-kota utama di Srinagar, serta desa-desa Lembah Kashmir lainnya.