Kaisar Jepang Naruhito resmi dinobatkan pada 22 Oktober 2019. Foto: AFP
Kaisar Jepang Naruhito resmi dinobatkan pada 22 Oktober 2019. Foto: AFP

Peran Baru Kaisar Naruhito dan Permaisuri untuk Jepang

Medcom • 22 Oktober 2019 11:41
Tokyo: Hampir setengah tahun Kaisar Naruhito naik takhta. Kini dirinya mengikuti jejak sang ayah sebagai sosok baru bagi Jepang. Dia juga mencari visi yang lebih modern sebagai Kaisar.
 
Pada 1 Mei, Kaisar Naruhito mengambil bagian dalam 'Kenji-to-Shokei-no-gi' - sebuah upacara untuk mewarisi Kekaisaran Regalia dari ayahnya, Kaisar Emeritus Akihito.
 
"Saya dengan tulus berdoa untuk kebahagiaan rakyat dan pengembangan bangsa di masa mendatang, serta perdamaian dunia," kata Kaisar yang baru dalam pidato pertamanya.

Untuk merayakan upacara suksesi, 140.000 orang mengunjungi Istana Kekaisaran. Pasangan itu muncul di balkon istana dalam enam kali di tiga hari kemudian untuk menyambut publik.
 
Pasangan ini memulai periode baru diplomasi kekaisaran. Keduanya telah menghabiskan bertahun-tahun tinggal di luar negeri, dan memiliki berbagai pengalaman internasional untuk memanfaatkan interaksi dan kegiatan mereka di masa mendatang.
 
Pada akhir Mei, Presiden AS datang ke Jepang sebagai tamu negara. Kaisar dan Permaisuri Masako memiliki salah satu kelebihan yakni dapat berbicara dengan Trump tanpa penerjemah.
 
Pasangan kekaisaran mengunjungi banyak daerah di Negeri Matahari Terbit ini. Salah satu destinasi adalah Prefektur Aichi, di pusat kota Jepang. Berbagai kerumunan orang berkumpul di sepanjang jalan untuk menyambut pasangan itu.
 
"Saya tidak tahu mengapa, namun air mata saya tiba-tiba bergelinang,” ucap salah seorang wanita, dirilis dari NHK, Selasa, 22 Oktober 2019.
 
"Melihat mereka sungguh menguatkan saya untuk melakukan yang hal terbaik dalam hidup, terutama dengan anak saya," sebut salah seorang ibu muda.
 
Pasangan kekaisaran itu pergi ke sebuah fasilitas untuk orang-orang cacat di prefektur. Mereka tetap disiplin dengan waktu yang disediakan sehingga mereka dapat berbicara dengan semua orang.
 
Pada 15 Agustus, pasangan itu menghadiri upacara pemerintah untuk menandai peringatan 74 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Kaisar menyatakan harapannya akan perdamaian.
 
Dia berkata, "Merenungkan masa lalu kita dan mengingat perasaan penyesalan yang dalam, saya sungguh berharap bahwa kerusuhan ataupun perang tidak akan pernah terulang lagi.
 
“Bersama dengan rakyat kami, saya sekarang memberikan penghormatan sepenuh hati kepada semua orang yang kehilangan nyawa dalam perang, baik di medan perang dan di tempat lain, dan berdoa untuk perdamaian dunia dan untuk pembangunan berkelanjutan negara kita, " tambah dia.
 
Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako terus melakukan perjalanan ke seluruh negeri, sebagai bagian dari tujuan mereka dalam membangun ikatan yang kuat dengan orang-orang Jepang, dari anak-anak hingga orang tua.
 
Naik takhta Naruhito menjadi kaisar ini memulai era baru di Negeri Matahari Terbit. Era ini disebut Reiwa yang berarti harmoni dan ketertiban.
 
Dilahirkan pada 23 Februari 1960, Naruhito adalah pangeran Jepang pertama yang hidup bersama orangtua dan saudara kandungnya sebelum dibesarkan oleh pengasuh dan guru. Naruhito sempat menimba ilmu selama dua tahun di Universitas Oxford, Inggris, setelah lulus gelar sarjana di Jepang.
 
Pada 1993, ia menikahi Masako Owada, yang otomatis menjadi permaisuri ketika Naruhito mengambil takhta Krisan. Pada Mei 2019, Naruhito berharap ia menjadi kaisar yang selalu dekat dengan rakyat dan berbagi suka dan duka bersama.
 

 

 
Penulis: Rifqi Akbar
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan