Polisi antihuru-hara menyerbu beberapa pusat perbelanjaan pada Minggu, 3 November, termasuk Citiplaza, yang saat itu dipadati banyak keluarga dan anak-anak.
Para pengunjuk rasa di Citiplaza awalnya hanya membentuk rantai manusia dan beraksi secara damai. Namun, bentrokan terjadi kala mereka menyemprotkan coretan ke sebuah restoran.
Dilansir dari Channel News Asia, Senin, 4 November 2019, seorang pria mengayunkan pisau ke beberapa orang, dan juga menggigit telinga seorang politikus. Para pedemo kemudian memukuli pria itu dengan tongkat.
Polisi tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai dua korban kritis. Keduanya diyakini sebagai pria bersenjata dan seorang politikus.
"Pegawai negeri sipil merasa malu atas kejahatan yang dilakukan kepolisian Hong Kong dan kediktatoran Pemerintah Hong Kong," kata sebuah kelompok masyarakat bernama Citizens' Press Conference.
Tak hanya pusat perbelanjaan, pedemo juga merusak kantor berita Pemerintah Tiongkok, Xinhua. Mereka juga membakar stasiun metro (MTR) dan merusak sejumlah bangunan di pusat kota, termasuk kedai kopi Starbucks.
Bank atau perusahaan yang dipandang mendukung Partai Komunis Tiongkok menjadi sasaran para pengunjuk rasa. Pedemo merasa Tiongkok terlalu ikut campur dengan kebebasan Hong Kong sejak kembali ke pemerintahan Beijing pada 1997.
Tiongkok membantah dan menuduh negara-negara asing menghasut protes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News