"Sejak 1972, UNESCO memiliki program penting dalam menjawab berbagai tantangan perdamaian dan pembangunan berkelanjutan dunia, yaitu melalui program warisan budaya," kata Febrian membuka 'Indonesian Heritage for Global Peace and Sustainable Development' di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin 2 Desember 2019.
Menurut Febrian, konsep universal dalam warisan dunia dimaknai dengan rasa memiliki bersama. "Suatu warisan bukan hanya milik suatu negara atau bangsa, tapi milik seluruh bangsa di dunia yang akan diturunian dari generasi ke generasi," imbuhnya.
Dia berharap dengan pengertian seperti itu, maka tumbuh rasa solidaritas antarbangsa yang menjadi modal utama perdamaian dunia. Febrian menjelaskan ini alasan tema Hari PBB 2019 adalah 'Indonesian Heritage for Global Peace and Sustainable Development'.
Dia menambahkan, ada empat situs Indonesia yang memperkaya ketetapan UNESCO. Dan jika ditotal, hingga saat ini ada 49 warisan nasional Indonesia yang mendapat pengakuan dunia.
"Yakni tambang batu bara Ombilin, dua cagar biosfer, dan Kota Ambon sebagai kota musik dunia, sebagai creative city network," terangnya.
Menurut dia, capaian ini adalah prestasi luar biasa bagi Indonesia serta warisan nasional. Febrian menegaskan bahwa penetapan warisan nasional sebagai warisan dunia membawa banyak manfaat bagi Indonesia maupun negara lainnya.
"Warisan kita merupakan sumber kehidupan dan inspirasi yang tidak tergantikan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News