medcom.id, Jakarta: Dialog mengenai hak asasi manusia (HAM) antara Indonesia dan Norwegia berlangsung di Jakarta Senin 30 Mei. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa Indonesia terus berupaya keras mengatasi tantangan HAM.
Menurut Menlu Retno, keterlibatan Norwegia dalam dialog HAM bukan tanpa alasan. Selama ini, Norwegia merupakan negara pertama yang membuka dialog mengenai isu HAM dengan Indonesia. Selain itu, Norwegia juga satu-satunya negara yang meneruskan kerja sama mengembangkan dialog mengenai HAM selama 14 tahun terakhir.
"Mengapa dialog antara kedua negara ini terus berlanjut. Pertama, dialog ini jauh dari hubungan yang saling menggurui," ujar Menlu Retno, di Kemenlu RI, Jakarta, Senin (30/5/2016).
"Kedua, kerja sama ini menghasilkan keuntungan bagi kedua negara. Komitmen kuat dan mempromosikan perlindungan HAM, yang membuat dialog tetap kuat hingga saat ini," lanjut Menlu.

Foto: Dialog HAM RI-Norwegia/MTVN
Tetapi untuk melanjutkan hubungan yang berjalan saat ini, Menlu Retno menyebutkan sudah sepatutnya kedua negara lebih fokus pada isu HAM spesifik yang menjadi perhatian dari kedua negara.
"Konflik dan perang terjadi di banyak belahan dunia. Konflik dan perang menciptakan penderitaan manusia serta krisis humanitarian," tegas Menlu.
"Bahkan hak dasar manusia gagal dilindungi. Demokrasi gagal dilindungi di beberapa bagian dunia. Nilai pluralisme, toleransi dan sikap moderat diabaikan," sebut Menlu.
Untuk isu-isu tersebut Menlu menyatakan Indonesia mengambil langkah besar dalam upaya mengatasi tantangan ini. Indonesia tidak hanya menyuarakan moderasi dan demokrasi tapi juga kondisi konduktif terhadap perlawanan radikalisme.

Foto: Dialog HAM RI-Norwegia/MTVN
Bagi Indonesia, tidak bisa hanya pemerintah seorang diri yang melakukannya, karena itu kami lakukan pendekatan yang melibatkan banyak stakeholders termasuk pemuka agama, akademia, pemuda, media, sektor swasta dan masyarakat sipil. "Satu negara saja tidak bisa melawan semua tantangan itu, kita perlu kerja sama internasional. Dialog dan kooperasi indonesia-Norwegia adalah salah satu bagian dari upaya Indonesia untuk mempromosikan, meningkatkan dan melindungi HAM," pungkas mantan Dubes RI untuk Norwegia itu.
Menlu berharap dialog hari ini bisa diskusi mengenai perlawanan terhadap xenophobia, ekstremisme dan ketidaktoleransian. Kontribusi banyak orang dalam hal ini termasuk generasi muda sangat penting, salah satunya adalah melalui sosial media yang bisa menyebarkan nilai HAM dan kebijaksanaan serta membentuk opini publik serta media mengenai radikalsasi dan ekstrimisme.
Banyak kolaborasi yang bisa dilakukan antara Indonesia dan Norwegia dalam level global terkait HAM. Kolaborasi itu antara lain, secara aktif terlibat dalam inisiatif eksemplari Norwegia dalam UN 70, yang diharapkan bisa memperkuat PBB menjadi lebih baik di masa depan.
Selain itu, diharapkan Norwegia bisa memberikan dukungan pada seminar 'Islam and Democracy Responding to The Challenges of Plularism and Security yang akan diadakan pada Agustus tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News