"Tidak ada perlakuan khusus untuk warga Singapura. Saya ingin menggarisbawahi bahwa pelayanan kesehatan yang kami berikan kepada seluruh pasien terinfeksi sama dan merata," tuturnya dalam diskusi Diplomatic Forum di Jakarta, Rabu 19 Februari 2020.
Anil mengatakan Singapura telah mempersiapkan segala sesuatunya sebelum kemunculan korona, dengan belajar dari pengalaman terdahulu saat Sindrom Pernapasan Berat Akut (SARS) mewabah pada 2002-2003.
Menurutnya, situasi terkait korona saat ini relatif lebih sulit dibanding saat wabah SARS dulu. "Situasi yang lebih sulit ini membuat kami selalu melakukan yang terbaik, terutama untuk pelayanan kesehatan," imbuhnya.
Anil menyinggung mengenai seorang warga negara Indonesia yang tertular virus korona dari majikannya di Singapura. Saat ini, imbuh dia, WNI tersebut sudah dinyatakan sembuh.
Menyuarakan kembali imbauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Singapura menilai wabah korona harus diatasi lewat kerja sama komunitas internasional. Anil mengatakan Singapura terus berbagi informasi dengan negara-negara lain dan bekerja sama untuk mencari solusi terbaik dari mewabahnya korona.
Angka kematian akibat virus korona COVID-19 melompat melampaui 2.000 per Rabu ini. Data tersebut merupakan hasil penambahan dari tambahan 132 kematian di Hubei, provinsi pusat penyebaran virus korona di Tiongkok.
Dalam keterangannya, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok juga melaporkan adanya 1.693 kasus terbaru, sehingga totalnya di seantero Tiongkok melewati angka 74 ribu.
Sementara total jumlah pasien yang telah sembuh dari virus korona COVID-19 pada Rabu ini mencapai 14.689.
Di Singapura sendiri, terdapat 81 pasien terinfeksi korona. Meski demikian, 29 di antaranya telah dinyatakan sembuh dan dipulangkan, termasuk WNI yang tertular virus korona dari majikannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News