Ilustrasi Metrotvnews.com
Ilustrasi Metrotvnews.com

WNI Diduga Anggota Abu Sayyaf Dikabarkan Tewas di Filipina

Fajar Nugraha • 28 Januari 2017 14:55
medcom.id, Manila: Pasukan Filipina melakukan operasi militer militer melawan kelompok militan di Filipina. Seorang petinggi militan Abu Sayyaf tewas dalam operasi ini, termasuk pengawalnya yang dikabarkan warga negara Indonesia (WNI).
 
Isnilon Hapilon dicari oleh pihak Amerika Serikat (AS), karena pada 2001 dia dianggap terlibat dalam penculikan tiga warga AS di Filipina. Pemerintah AS mengeluarkan hadiah USD5 juta untuk kepalanya.
 
Militan senior Filipina itu dianggap sebagai salah satu pemimpin dalam tubuh Abu Sayyaf,-yang menyatakan afiliasinya kepada kelompok Islamic State- dan kerap melakukan penculikan. Pria berusia 50 tahun itu, diakui oleh ISIS sebagai salah satu pimpinannya di Asia Tenggara.
 
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan, Hapilon saat ini terluka parah dalam serangan udara pada Rabu 25 Januari lalu. Serangan itu dilakukan di Kota Butig, sekitar 800 kilometer dari Manila.
 
"Hingga Jumat (Hapilon) masih diangkut oleh empat orang di tandu buatan dan bergerak ke timur laut Butig," sebut Lorenzana, seperti dikutip AFP, Sabtu (28/1/2017).
 
"Prajurit kami saat ini tengah memburu mereka dan disertai artileri dan dukungan udara," jelasnya.
 
Lorenzana menambahkan, serangan ofensif dari pihak militer itu turut menewaskan empat bawahan dari Hapilon. "Salah satu bawahannya yang tewas adalah warga Indonesia yang diidentifikasi memiliki nama lain, Mohisen," tutur Lorenzana.
 
Hapilon menjadi buruan AS setelah menculik tiga warganya dari Pulau Palawan pada 2001. Kemudian salah satu dari sandera itu dipenggal di Pulau Basilan, sementara sandera lainnya tewas dalam baku tembak militer Filipina melawan Abu Sayyaf. Sedangkan satu sandera yang tersisa berhasil dibebaskan.
 
Sebagai salah satu petinggi Abu Sayyaf, Hapilon menyatakan sumpah setia kepada ISIS yang kemudian mendukungnya sebagai 'Emir Asia Tenggara'. Hapilon sendiri berbasis di Basilan, tetapi menurut Lorenzana, pekan ini mereka memindahkan operasinya ke Lanao del Sur. 
 
Lorenzana menambahkan bahwa Hapilon mencoba untuk membuka kemungkinan kerja sama dengan kelompok Maute. Kelompok Maute juga sudah menyatakan afiliasinya kepada ISIS.
 
Duterte minta separatis atas militan terkait ISIS
 
Presiden Filipina Rodrigo Duterte sebelumnya meminta agar kalangan separatis di wilayah selatan Filipina untuk tidak terkait dengan para militan yang menyatakan berafiliasi dengan ISIS.
 
Pernyataan ini dikeluarkan oleh Duterte setelah Menhan Delfin Lorenzana menerima laporan dari intelijen asing, yang menyebutkan bahwa seorang petinggi Abu Sayyaf mendepatkan instruksi dari ISIS. Perintah itu menyebutkan bahwa Abu Sayyaf harus memperluas kekuasaan ISIS di Filipina.
 
(Baca: Duterte Minta Separatis Lawan Militan yang Terkait ISIS).
 
Duterte menyebutkan dirinya tidak bisa menahan kontaminasi ekstremis dan mendesak dua kelompok separatis Muslim untuk mencegah pengaruh ISIS. Desakan itu ditujukan Duterte kepada kelompok separatis Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan Moro National Liberation Front (MNLF).
 
"Saya bersungguh-sungguh meminta kepada MNLF dan MILF untuk tidak memberikan tempat bagi teroris ke wilayah kalian," ujar Duterte, seperti dikutip Reuters, Sabtu (28/1/2017).
 
"Karena, jika hal itu terjadi, maka kami terpaksa memburu mereka (ISIS) di wilayah Anda dan hal ini bisa berarti masalah bagi kita semua. Saya tidak ingin hal itu terjadi," tegasnya.
 
Wilayah Filipina selatan sudah lama menjadi pusat perlawanan dari separatis. Tetapi yang dikhawatirkan oleh Duterte justru kelompok kecil yang bisa menyatakan afiliasi mereka dengan ISIS. 
 
Abu Sayyaf yang dikenal kerap melakukan perompakan dan penculikan, biasa menggunakan bendera ISIS dalam video yang diposting lewat internet.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan