medcom.id, Jakarta: Ekonomi Indonesia kini dinilai semakin menanjak di negara-negara sahabat dengan masuknya bermacam-macam produk hasil olahan atau buatan Indonesia.
Untuk itu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyelenggarakan sosialisasi program ekonomi kreatif untuk para calon duta besar Indonesia di negara-negara sahabat.
"Pemerintah Indonesia sedang berupaya untuk melakukan transformasi dari ekonomi ekstraktif yang bergantung pada pemanfaatan sumber daya alam menjadi ekonomi kreatif," ucap Wakil Kepala Bekraf, Ricky Joseph Pesik dalam pidato pembukaannya di Hotel Borobudur, Selasa 21 Februari 2017.
"Diharapkan, para perwakilan Indonesia di negara-negara sahabat, mau dan semangat untuk mempromosikan ekonomi kreatif Indonesia agar lebih dikenal," lanjutnya.
Untuk mencapai hal tersebut, kerja sama internasional mutlak harus dilakukan. Tanpa jaringan internasional yang kuat, akan sulit untuk mengembangkan ekonomi kreatif di kancah perdagangan global.
"Saat ini, Bekraf terus berupaya meningkatkan kerja sama dengan sejumlah negara sahabat baik di level pemerintah maupun organisasi, misalnya negara yang di bidang ekonomi kreatif yang kuat adalah Inggris dan Korea Selatan," tutur Ricky.
Tak hanya itu, lanjutnya, Bekraf tengah mengembangkan berbagai program yang memerlukan dukungan jaringan internasional seperti diplomasi soto, kopi dan tenun.
"Nah, di sini kami sangat memerlukan dukungan dan bantuan dari perwakilan Indonesia di negara sahabat demi kesuksesan program tersebut," ulasnya lagi.
Ekonomi kreatif dibagi menjadi 16 subsektor yaitu fesyen, film dan animasi, kuliner, kriya, seni rupa, seni pertunjukan, seni musik, arsitektur, desain komunikasi visual, desain produk, aplikasi dan games developer, periklanan, penerbitan, televisi dan radio serta fotografi.
"Ke-16 subsektor ini diharapkan menjadi andalan baru penggerak perekonomian nasional baik dari sisi kontribusi terhadap produk domestik bruto, peningkatan ekspor hingga penyerapan tenaga kerja," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News