Pria 69 tahun itu diambil sumpahnya untuk "selalu setia terhadap warga republik Myanmar" dalam sebuah upacara di gedung parlemen di Naypyidaw.
Dia mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan junta militer yang dipimpin mantan jenderal Thein Sein.
Pelantikan ini menandai fase terakhir dari masa transisi berkepanjangan sejak Liga Nasional untuk Demokrasi milik Suu Kyi menyapu bersih kemenangan dalam pemilihan umum legislatif pada November.
Myanmar, negara dengan 51 juta penduduk, sedang memulai transformasi demokrasi dari bayang-bayang junta militer. Myanmar kini siap membuka perekonomiannya kepada dunia.
Suu Kyi dilarang menjadi presiden berdasarkan aturan konstitusi junta militer. Namun dia mendeklarasikan dirinya akan tetap berkuasa, dengan mengambil posisi di kabinet, termasuk menjadi menteri energi, pendidikan dan luar negeri.
Ekspektasi warga terhadap pemerintahan baru ini relatif tinggi, namun Kyaw dan Suu Kyi dihadapkan banyak tantangan besar.
Perang sipil masih bergejolak di kalangan etnis minoritas, kemiskinan menyebar dan militer masih memegang kekuatan politik dan ekonomi dalam jumlah besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News