medcom.id, Jakarta: Taiwan mengukuhkan negaranya sebagai negara yang 'ramah' Muslim. Mulai dari lingkungan sampai makanan kini Taiwan sudah melabeli dengan kata 'halal'.
Hal ini diakui oleh Rita Prawesti, seorang peneliti dari LIPI yang pernah mengenyam pendidikan di Taiwan selama tiga tahun. Rita yang mengenakan hijab merasakan ramahnya warga Taiwan terhadap warga asing, terutama yang beragama Muslim.
"Pertama kali ke sana memang agak khawatir. Apalagi saya memakai hijab. Tapi setelah tinggal di sana selama beberapa bulan, orang Taiwan sangat ramah sekali dan toleransi," kata Rita ketika ditemui di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa 19 September 2017.
"Jujur, awalnya saya tidak mengetahui banyak soal Taiwan. Ternyata itu disebabkan karena informasi di dalam kurang beredar ke luar," lanjutnya.

Perwakilan Taiwan Economic and Trade Office (TETO) untuk Jakarta, John Chen (Foto: Sonya Michaella/Metrotvnews.com).

Perwakilan Taiwan Economic and Trade Office (TETO) untuk Jakarta, John Chen (Foto: Sonya Michaella/Metrotvnews.com).
Kisaran tahun 2008 sampai 2010, ujarnya, masih terbilang sulit bagi pelajar Muslim mencari makanan halal di Taipei. Pasalnya, hanya 4 persen warga Muslim tinggal di Taiwan, itupun mayoritas adalah pendatang.
"Lumayan susah waktu itu. Jadi kalau mau makan ya harus usaha dulu. Lebih ke bahan-bahannya yang susah. Kalau tidak ketemu ya saya pilih makan makanan vegetarian saja. Tapi makin ke sini, makin mudah," tutur wanita yang mendalami studi mengenai Taiwan Study.
Ketika bulan Ramadan tiba, Rita pun tak mengalami diskriminasi atau kesulitan saat berpuasa. Teman-temannya yang non-Muslim saat menghormati dirinya ketika menjalankan ibadah.
"Ada yang namanya Taipei Grand Mosque. Itu masjid terbesar di Taipei. Kalau Ramadan, mereka menggelar buka puasa bersama selama sebulan penuh," ujarnya.
Rita merasa bersyukur pernah tinggal di Taiwan yang ramah dengan pendatang dan juga murid yang beragama Muslim. Ia juga mengajak para pelajar Indonesia, terutama yang Muslim, agar tak ragu melanjutkan studi di negara non-Muslim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News