Mereka menentang dan menyudutkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas kematian Nemtsov. Para demonstran juga berteriak "Rusia akan bebas!" dan "Putin adalah perang".
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, menyayangkan demonstrasi yang baru saja terjadi di ibu kota Rusia, Moskow, Minggu 26 Februari kemarin. Demonstrasi serupa terjadi di kota-kota lain di Rusia, termasuk St. Petersburg.
"Saya sangat tidak setuju dengan apa yang mereka lakukan. Apa yang mereka katakan tentang Presiden Putin sungguh tidak benar," ucap Dubes Galuzin di Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Senin 27 Februari 2017.
"Lihat apa yang Rusia lakukan untuk Suriah. Presiden Putin selalu berdiri atas nama kedamaian dan juga membawa perdamaian. Rusia tidak menginginkan perang," lanjutnya.

Oposisi Rusia membawa foto Boris Nemtsov. (Foto: AFP)
Dubes Galuzin menilai, para demonstran tidak mengerti apa yang sedang dilakukan pemerintah demi menciptakan perdamaian.
Dilansir CBS News, para demonstran menganggap Pemerintah Rusia takut untuk menghadapi pemimpin oposisi Mikhail Kasyanov.
"Ini adalah histeria untuk pemerintah. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pemerintah takut," ujar seorang aktivis oposisi Gennady Gudkov.
Bagi mereka, Nemtsov sangat mewakili pemikiran bebas Rusia dan nilai-nilai demokrasi, terutama pemilihan umum yang bebas dan tidak ada korupsi.
Lima orang diadili dalam kasus penembakan ini, tahun lalu. Namun, tidak ada putusan lanjutan. Sejumlah pengamat yakin bahwa orang yang menembak Nemtsov adalah Zaur Dadayev, seorang mantan perwira di satuan polisi Chechnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News