Menurut laporan, rudal tersebut dipindahkan pada tengah malam untuk menghindari pengawasan kamera satelit.
Dikutip dari AFP, Rabu 6 September 2017, Kementerian Pertahanan Korea Selatan belum bisa mengonfirmasi pergerakan rudal antarbenua Korut tersebut, meskipun sebelumnya Korsel sempat curiga bahwa Korut sedang mempersiapkan uji coba peluncuran rudal antarbenua.
Untuk waspada dan siaga, Kemhan Korsel juga meningkatkan kerja sama dengan militer Amerika Serikat (AS). Dua negara sekutu ini sepakat untuk mengambil "langkah militer yang efektif."
Korut pun menyatakan telah sukses meledakkan sebuah bom hidrogen yang dirancang untuk dimasukkan ke dalam sebuah misil balistik jarak jauh, 3 September kemarin.
Kantor berita pemerintah Korut, KCNA, menyebut bahwa peledakan bom hidrogen tersebut berjalan sempurna.
Menurut data Badan Survei Geologi Amerika Serikat atau USGS, Minggu 3 September 2017, gempa berkekuatan 6,3 Skala Richter di wilayah timur laut Korut kemungkinan berasa dari "sebuah ledakan."
Laporan awal USGS menyebut kekuatan gempa di angka 5,6 SR dengan kedalaman 10 kilometer. Namun data itu direvisi menjadi 6,5 SR di kedalaman 0 km.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News