Peristiwa terjadi satu hari setelah aksi kekerasan yang menewaskan sembilan polisi dan 13 militer dalam dua serangan terpisah.
"Militan ditawarkan untuk menyerah, tapi mereka menolak. Operasi pun dilanjutkan," ujar juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tajikistan kepada AFP, merujuk pada operasi gabungan polisi dan militer.
Serangan pada Jumat lalu diarahkan kepada sebuah pos polisi di pinggiran kota Dushanbe dan pos lainnya di Vahdat. Militan juga berhasil mencuri senjata dan amunisi dalam jumlah besar dari gudang Kementerian Pertahanan di Dushanbe.
Pemerintah menuding serangan tersebut didalangi mantan wakil Menhan Abdulhalim Nazarzoda, yang telah dipecat dari jabatannya.
Nazarzoda dituding telah bergabung dengan Partai Renaissance Islam Tajikistan (IRPT), faksi oposisi terbesar Tajikistan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News