Menurut data terbaru yang disampaikan Menlu Retno, saat ini terdapat 100 WNI di kota Wuhan, provinsi Hubei. Sementara untuk total di provinsi Hubei, jumlah WNI mencapai 243.
"Saya memperoleh informasi bahwa ketersediaan makanan, bahan-bahan kebutuhan sehari-hari, ketersediaannya hanya 3-5 hari. Ini yang kita segerakan untuk kita pasok," ucap Retno di kantor Kemenlu, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020.
Menlu Retno mengatakan, bahan makanan yang menipis berpotensi memicu kekhawatiran. Karenanya, Duta Besar RI di Beijing sudah berkoordinasi dengan otoritas setempat agar pasokan logistik dapat cepat masuk ke Wuhan.
Koordinasi diperlukan karena posisi kota Wuhan yang dikunci rapat Pemerintah Tiongkok.
"Semua gerakan kita harus dikoordinasikan dengan otoritas Tiongkok, termasuk dalam pengiriman logistik," tuturnya.
Meski demikian, masih ada beberapa toko yang buka. Pemerintah Indonesia mencoba membantu untuk memasok logistik karena harga bahan yang ada di kota tersebut pun melonjak tajam.
Dri 100 WNI di Wuhan, 84 orang diketahui sebagai mahasiswa yang belajar di kota itu, sementara 16 orang lainnya hanya berkunjung untuk beragam urusan.
"Pemerintah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap kesehatan dan keselamatan WNI kita di Tiongkok, terutama yang ada di titik yang kini sedang dikarantina," tegasnya.
Virus korona tipe Novel Coronavirus (2019-nCoV), pertama kali terungkap di kota Wiuhan. Virus korona jenis terbaru ini telah menewaskan 106 orang dan menginfeksi lebih dari 4.000 orang.
Pemerintah Tiongkok melakukan upaya pencegahan dengan mengunci beberapa kota yang memiliki korban terinfeksi paling banyak, salah satunya Wuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News