Gajah-gajah tersebut sebagian besar mati karena dibunuh. Mereka dianggap hama oleh para petani.
Diperkirakan ada sekitar 7.500 gajah liar di Sri Lanka. Sajeewa Chamikara, seorang pecinta lingkungan dari Gerakan Reformasi Lahan dan Pertanian, mengatakan sekitar 85 persen kematian gajah tahun lalu disebabkan oleh aktivitas manusia.
"Masyarakat menggunakan pagar listrik, racun, dan bahan peledak yang disembunyikan sebagai makanan untuk membunuh para hewan ini," katanya kepada BBC, Minggu 12 Januari 2020.
Perluasan desa dan pertanian di Sri Lanka juga nampaknya berkontribusi pada kematian gajah-gajah tersebut. Akibat dari perluasan, pasokan makanan dan air untuk para hewan ini berkurang.
Para pejabat berjanji untuk bekerja menyelesaikan konflik antara hewan dan manusia tersebut. Mereka akan menempatkan pagar di antara habitat gajah dan masyarakat pedesaan.
Namun, Chamikara mengatakan pemerintah perlu berbuat lebih banyak untuk meningkatkan kualitas kawasan lindung. Salah satu sarannya adalah dengan menangani masalah tanaman invasif yang tumbuh di atas padang rumput.
"Rencana pembangunan kami tidak ramah lingkungan. Kami butuh rencana pembangunan berkelanjutan," imbuhnya.
Salah satu penyebab gajah berkurang juga karena ditabrak kereta. Para gajah ditabrak saat mereka bermigrasi.
Sementara itu, lusinan gajah dikurung di Sri Lanka untuk mendapat penghasilan dari turis. Sedangkan yang lain dipaksa berpawai di festival lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id