Menurut seorang reporter AFP, helikopter tempur berulang kali menembakkan serangkaian roket ke beberapa titik di Marawi, di mana militan bersembunyi di tengah warga sipil yang terperangkap.
Peristiwa bermula pekan lalu setelah sekelompok militan yang mengibarkan bendera grup ekstremis Islamic State (ISIS) berkeliaran di Marawi. Ketika itu, pasukan keamanan sedang memburu Isnilon Hapilon, teroris paling diburu di Filipina.
Hapilon berhasil lolos dari buruan petugas, namun diyakini masih berada di Marawi.
"89 militan telah dibunuh dalam upaya merebut kembali kota dan mencari Hapilon," ujar juru bicara militer Filipina Brigadir Jenderal Restituto Padilla.
Ia mengklaim pihaknya membuat kemajuan yang "sangat positif" dalam mengakhiri krisis di Marawi. Pertempuran di kota selatan itu juga menewaskan 21 aparat keamanan dan 19 warga sipil.
Padilla mengakui masih ada sejumlah warga sipil yang terperangkap di 10 persen area Marawi. Tentara Filipina diyakini akan mendapat perlawanan keras di sisa area tersebut.

Status Darurat Militer
"Area 10 persen itu kemungkinan besar dijaga ketat militan bersenjata," kata Padilla, yang mengaku tidak mengetahui berapa jumlah pasti militan tersisa di Marawi.
Menurut Padilla, para militan dilindungi beberapa narapidana yang melarikan diri dari dua penjara sejak pertempuran meletus. Terdapat pula beberapa simpatisan di Marawi yang berusaha melindungi militan.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah mendeklarasikan status darurat militer di kawasan Mindanao, rumah dari total 20 juta orang, dalam merespons krisis di Marawi.
Duterte menegaskan tidak akan memedulikan apa kata Mahkamah Agung dan Kongres terkait status darurat militer. Ia bertekad terus menerapkan status darurat hingga Filipina benar-benar aman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id