Sementara untuk jumlah pasien sembuh, angkanya hampir mencapai 19 ribu untuk Tiongkok dan puluhan negara lainnya.
Jumat kemarin, otoritas kesehatan Tiongkok melaporkan adanya ratusan narapidana yang terjangkit virus korona. Total ada 234 infeksi korona di luar Hubei, sebuah provinsi di Tiongkok yang merupakan pusat penyebaran virus korona COVID-19. Sementara untuk di Hubei, jumlah narapidana yang terjangkit mencapai 271.
Mengutip para petinggi Partai Komunis Tiongkok, media nasional negara tersebut mengatakan bahwa wabah korona belum mencapai puncaknya, karena ada lonjakan kasus di Beijing. Total kasus baru korona di Beijing hampir mencapai 400 dengan empat kematian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa kesempatan untuk menekan penyebaran wabah korona di panggung global mulai menipis, setelah munculnya virus tersebut di Iran dan juga Lebanon.
Meski korona mulai muncul di Iran, Lebaon dan Kanada, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meyakini virus ini masih dapat dihentikan.
"Meski kesempatan mengendalikan wabah sudah mulai menyempit, masih ada peluang untuk melakukannya," tutur Tedros.
"Jika kita tidak memanfaatkan kesempatan yang mulai menyempit ini, maka kita akan menghadapi masalah besar," sambung dia.
Korea Selatan menjadi negara terbaru yang menjadi pusat perhatian dalam mewabahnya korona, dengan total kasus mencapai 204. Otoritas Korsel menyebut lonjakan kasus terjadi karena adanya "penularan super" di sebuah gereja.
Di Italia, seorang pria lanjut usia di kota Padua meninggal dunia usai terinfeksi korona. Sejauh ini 26 negara telah melaporkan total 1.151 kasus dengan delapan kematian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News