"Kami menemukan amunisi dan bahan untuk membuat bom. Salah satu yang ditangkap adalah pendukung utama Maute," ujar juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Gilbert Gapay.
Dikutip dari Reuters, Kamis 6 Juli 2017, pendukung utama Maute tersebut diidentifikasi sebagai Monaliza Romato alias Monay.
"Wanita tersebut adalah keponakan dari marga Maute bersaudara, orang-orang yang menyerang Marawi bulan lalu," lanjutnya.
"Monay telah menggantikan bibinya sebagai pendukung keuangan dan logistik utama Maute," ungkap Gapay.
Sebelumnya, ditemukan juga lima jasad dengan keadaan kepala sudah terpenggal di Marawi. Kelima jasad ini diduga adalah warga sipil.
Sampai saat ini, dilaporkan bentrokan di Marawi telah menewaskan 400 orang dan membuat ratusan ribu warga Marawi mengungsi. Tak hanya itu, sekitar 20 persen kota pun sudah hancur.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte pun masih memberlakukan darurat militer sejak 23 Mei kemarin dan akan berakhir pada 23 Juli mendatang.
Baku tembak dan pengeboman masih terlihat serta terdengar dari jantung ibu kota dan militan berpakaian hitam masih terlihat dari jauh.
Marawi, kota berpenduduk mayoritas Muslim ini terletak di Filipina Selatan, tepatnya di tepi Danau Lanao, Pulau Mindanao. Menurut laporan, kini ada sekitar 120 militan yang bersembunyi di empat distrik di Marawi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
