medcom.id, Jakarta: Pertemuan trilateral antara Indonesia, Filipina dan Malaysia untuk membahas keadaan konflik di Marawi, segera terlaksana bulan ini. Pertemuan ini secara langsung digagas oleh Indonesia dan ditanggapi secara positif oleh Filipina dan Malaysia.
"Pasca meledaknya konflik di Marawi, 22 Juni nanti akan dilaksanakan pertemuan trilateral antara Indonesia, Filipina dan Malaysia untuk membahas hal terkait," kata Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dalam paparannya di Rapat Kerja dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung Nusantara II DPR, Jakarta, Kamis 15 Juni 2017.
"Diharapkan dapat secara terbuka dibahas pertukaran info soal kelompok radikal dan terorisme di masing-masing negara sekitarnya dan menggagas kerja sama trilateral yang dapat dilakukan untuk memperkuat pemberantasan terorisme," lanjut dia.
Menlu Retno menegaskan, pecahnya konflik di Marawi antara militer Filipina dan kelompok Maute yang berafiliasi dengan Islamic State (ISIS) ini menjadi wake up call untuk kawasan Asia Tenggara akan adanya ancaman terorisme.
"Sejak pecahnya konflik pada 23 Mei lalu, perhatian utama Indonesia jelas perlindungan WNI di Marawi dan sekitarnya dan ancaman meluasnya konflik termasuk ke Indonesia serta risiko masuknya ISIS ke Indonesia," ungkap mantan Duta Besar RI di Belanda ini.
Diketahui, Kemenlu RI telah berhasil memulangkan 16 Jemaah Tabligh dari Marawi dengan selamat pada 3 Juni kemarin. Sedangkan, satu WNI yang telah hidup dan berkeluarga di Marawi saat ini masih menunggu selesainya penyusunan dokumen agar bisa kembali ke Indonesia untuk sementara.
"Satu WNI yang sudah menetap di Marawi tersebut saat ini direlokasi sambil menunggu penyelesaian dokumen," ungkap Menlu Retno.
Menlu Retno menegaskan sekali lagi kepada para anggota Komisi I dan juga pemimpin Komisi I bahwa Kemenlu sudah melaksanakan perlindungan WNI, saat Marawi terkena konflik yang cukup besar kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News