Ilustrasi oleh Medcom.id.
Ilustrasi oleh Medcom.id.

Korut Lepas Tembakan Dua Rudal Jarak Pendek ke Laut

Fajar Nugraha • 25 Juli 2019 07:50
Seoul: Korea Utara (Korut) melepaskan dua proyektil tak dikenal ke laut pada Kamis, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (Korsel) mengatakan. Tembakan dilakukan setelah peringatan dari Pyongyang mengenai latihan militer antara Korsel dan Amerika Serikat (AS).
 
Korut sebelumnya telah memperingatkan bahwa latihan perang dapat memengaruhi rencana dimulainya kembali perundingan denuklirisasi antara Washington dan Pyongyang.
 
“Korea Utara menembakkan satu proyektil tak dikenal pada 5:34 pagi dan yang lain pada 5:57 pagi, dari daerah Wonsan ke Laut Timur, dan mereka terbang sekitar 430 kilometer," Kepala Staf Gabungan Seoul mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Kamis, 25 Juli 2019 .

"Militer kami memonitor situasi dengan seksama jika ada peluncuran tambahan dan mempertahankan postur kesiapan,” jelasnya.
 
Di Washington, seorang pejabat AS mengatakan kepada AFP: "Saya dapat mengkonfirmasi bahwa itu proyektil jarak pendek."
 
Pyongyang terakhir menembakkan rudal jarak pendek pada 9 Mei, yang oleh Presiden AS Donald Trump disebut sebagai "barang yang sangat standar”. Saat itu Trump mengatakan tembakan tidak memengaruhi hubungannya dengan pemimpin Korut Kim Jong Un.
 
Kim dan Trump sepakat untuk dimulainya kembali dialog pada pertemuan 30 Juni yang mereka lakukan di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea.
 
Setelah pertemuan itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pembicaraan tingkat kerja mungkin akan dimulai pada pertengahan Juli.
 
Namun pekan lalu, Korea Utara mengeluarkan peringatan tentang latihan militer, yang telah diadakan selama bertahun-tahun dan diturunkan untuk meredakan ketegangan dengan negara yang memiliki senjata nuklir itu.
 
Korea Utara mengutuk latihan itu sebagai "tekanan terang-terangan" dan "pelanggaran semangat" pernyataan bersama Trump dan Kim yang ditandatangani pada pertemuan puncak pertama mereka di Singapura tahun lalu.
 
Komitmen
 
Korea Utara bahkan mengisyaratkan negara itu dapat mempertimbangkan kembali moratorium pengujian nuklirnya karena latihan, meskipun Kementerian Luar Negeri AS tetap optimis atas komitmen yang dibuat oleh Kim dan Trump selama pertemuan DMZ dan pada pertemuan puncak Februari di Vietnam.
 
Pada pertemuan puncak pertama mereka di Singapura pada Juni 2018, keduanya mengadopsi pernyataan yang tidak jelas tentang "denuklirisasi total semenanjung Korea" dan sepakat untuk "membangun hubungan AS-DPRK baru".
 
Tetapi kegagalan untuk mencapai kesepakatan atas penghapusan dari sanksi AS, dan apa yang Korea Utara bersedia berikan sebagai balasannya, menyebabkan runtuhnya pertemuan kedua pemimpin di Hanoi.
 
Ketegangan meningkat pada Mei, ketika negosiasi antara Trump dan Kim berhenti, ketika Korea Utara menembakkan rudal jarak pendek untuk pertama kalinya sejak November 2017.
 
"Saya sama sekali tidak menganggap itu pelanggaran kepercayaan. Dan, Anda tahu, pada titik tertentu saya mungkin. Tetapi pada titik ini tidak," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan Politico pada saat itu.
 
Ditanya pada Selasa apakah ada pertemuan yang dijadwalkan dengan Korea Utara, Trump mengatakan: "Tidak, kami hanya memiliki hubungan yang sangat baik. Dan mungkin mereka ingin bertemu dan kita akan melihat apa yang terjadi."
 
"Ada korespondensi kecil baru-baru ini, korespondensi yang sangat positif dengan Korea Utara,” sebut Trump.
 
Dia mengatakan telah ada "tidak ada pengujian nuklir, tidak ada pengujian rudal, tidak ada apa-apa."
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan