Kecelakaan ini mengakibatkan 179 orang diduga tewas, sementara dua orang lainnya, yang merupakan awak kabin, berhasil diselamatkan.
Pesawat Boeing 737-800 tersebut mengalami kecelakaan saat mendarat darurat pada pukul 09.03 waktu setempat. Video menunjukkan pesawat mendarat dengan badan pesawat di landasan, meluncur keluar dari runway, dan menabrak dinding pembatas sebelum akhirnya terbakar hebat.
"Penumpang terlempar keluar pesawat setelah tabrakan dengan dinding, meninggalkan sedikit peluang untuk bertahan hidup," ujar Kepala Pemadam Kebakaran Muan, Lee Jeong-hyun, dalam konferensi pers.
"Pesawat hampir sepenuhnya hancur, dan identifikasi korban memerlukan waktu karena proses evakuasi jenazah yang rumit," tambahnya.
Dugaan Penyebab Kecelakaan

Gambar: Lokasi Kecelakaan Jeju Air. (Herald Network Graphic)
Menurut Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan, kecelakaan ini diduga disebabkan oleh kombinasi kondisi cuaca buruk dan bird strike (tabrakan dengan burung).
"Hanya dalam tiga menit setelah peringatan bird strike dari menara kontrol, pesawat mencoba mendarat darurat," kata seorang pejabat kementerian.
Pilot sempat mengirim sinyal Mayday dua menit sebelum tabrakan. Namun, penyelidikan gabungan yang melibatkan otoritas Korea Selatan dan Jeju Air masih dilakukan untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan.
Respons Pemerintah Korsel dan Jeju Air

Foto: Plt Korsel, Choi Sang-mok. (AFP)
Pelaksana tugas Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, yang baru dilantik pada Jumat, langsung mengadakan rapat darurat bersama kabinetnya sebelum menuju lokasi kecelakaan.
"Saya percaya tidak ada kata yang cukup untuk menghibur keluarga korban dalam tragedi ini," ujar Choi.
Ia menegaskan bahwa pemerintah akan mengerahkan seluruh sumber daya untuk menangani dampak kecelakaan dan memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban.
Jeju Air, salah satu maskapai berbiaya rendah terbesar di Korea Selatan, menyampaikan permintaan maaf melalui media sosial.
"Kami dengan tulus meminta maaf atas kekhawatiran yang ditimbulkan," tulis pihak maskapai. Boeing, produsen pesawat, juga menyatakan kesiapannya untuk membantu penyelidikan.
Kondisi di Lapangan

Foto: Korban Jeju Air. (AFP)
Sebanyak 120 korban telah dikonfirmasi meninggal dunia hingga siang hari. Tim penyelamat masih bekerja keras mencari sisa korban di antara puing-puing yang terbakar. Penyelamatan dilakukan di tengah cuaca yang kurang bersahabat, yang memperlambat proses evakuasi.
Kecelakaan ini merupakan yang pertama kali mengakibatkan korban jiwa dalam sejarah Jeju Air sejak maskapai ini didirikan pada tahun 2005.
Namun, insiden ini mengingatkan dunia akan bahaya tabrakan burung dalam industri penerbangan, seperti kasus "Miracle on the Hudson" pada tahun 2009 di Amerika Serikat.
Kecelakaan ini menjadi peringatan keras bagi industri penerbangan untuk terus meningkatkan standar keselamatan dan kesiapan menghadapi situasi darurat.
Baca Juga:
Tak Berfungsinya Roda Pendaratan Jadi Penyebab Kecelakaan Jeju Air
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News