PM Jepang Shinzo Abe (kiri) duduk bersama Menhan Gen Nakatani (tengah) dan Menlu Fumio Kishida (kanan) dalam debat RUU keamanan terbaru di gedung parlemen, Tokyo, Jepang, Kamis (17/9/2015). (Foto: AFP / YOSHIKAZU TSUNO)
PM Jepang Shinzo Abe (kiri) duduk bersama Menhan Gen Nakatani (tengah) dan Menlu Fumio Kishida (kanan) dalam debat RUU keamanan terbaru di gedung parlemen, Tokyo, Jepang, Kamis (17/9/2015). (Foto: AFP / YOSHIKAZU TSUNO)

Debat RUU Keamanan Baru di Jepang Deadlock

Willy Haryono • 17 September 2015 10:18
medcom.id, Tokyo: Partai penguasa dan oposisi masih belum menemukan kata sepakat dalam mendiskusikan rancangan undang-undang keamanan baru di gedung parlemen di Tokyo, Jepang, Kamis (17/9/2015). 
 
Perdana Menteri Shinzo Abe dan beberapa menteri kabinetnya terlihat duduk sambil menyimak perdebatan anggota partai penguasa dan oposisi yang tak kunjung usai. 
 
Di luar gedung, sekitar 13 ribu pendemo meneriakkan kecaman mereka terhadap RUU keamanan terbaru ini. 

Lewat UU terbaru ini, jika disahkan, Jepang akan dapat terlibat aktif dalam peperangan di luar negeri bersama negara sekutu. Sejak 70 tahun terakhir, militer Jepang hanya dibentuk untuk melindungi diri. 
 
"Jepang saat ini bergerak menuju peperangan, mengikuti Amerika Serikat begitu saja. UU ini menentang konstitusi," ucap Makiko Inui, 55, salah seorang pendemo, seperti dilansir AFP. 
 
"PM Abe melakukan kesalahan dalam usaha membangun perdamaian. Kita semua harus menggulingkan Abe, atau Jepang akan hancur," sambung dia. 
 
Unjuk rasa ini merupakan bagian dari rentetan demonstrasi yang meminta agar rencana Abe dibatalkan. 
 
Mereka semua meneriakkan slogan anti-perang dan mencoba menghentikan anggota parlemen untuk memulai debat UU kontroversial tersebut. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan