Kantor Pemerintah Myanmar menyatakan bahwa sekitar delapan orang ditangkap atas kericuhan tersebut. Sejumlah orang juga dilaporkan terluka.
"Kami terus melanjutkan menyalurkan bantuan. Tidak akan yang berhenti di sini," ujar juru bicara ICRC untuk Asia, Graziella Leite Piccoli, dikutip dari AFP, Jumat 22 September 2017.
Kapal ICRC diketahui membawa sekitar 50 ton bantuan. Seketika, ratusan orang menghentikan laju kapal agar tidak berangkat dan memaksa ICRC untuk membongkar isi kapal.
Kantor Pemerintah Myanmar mengonfirmasi memang ada usaha pemblokiran pengiriman bantuan karena dianggap bantuan tersebut hanya untuk Rohingya.
Ratusan orang dikabarkan membawa tongkat kayu dan batang logam. 200 polisi langsung dikerahkan untuk membubarkan para pedemo tersebut.
Sementara itu, bantuan kemanusiaan dari Indonesia saat ini sudah tiba di Yangon, Myanmar dan akan dibawa melalui jalur darat ke Sittwe, ibu kota Rakhine State.
Menurut perkiraan, butuh waktu empat hari agar bantuan kemanusiaan itu bisa tiba ke Sittwe melalui jalan darat.
Bantuan tersebut berisi tanki air dengan kapasitas 500 liter, alat penjernih air, obat-obatan, bahan makanan, dan makanan siap saji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News