Pernyataan disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Valery Gerasimov saat menemui Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera di Tokyo, Selasa 12 Desember 2017. Kunjungan dilakukan saat AS, Korsel, dan Jepang melakukan latihan militer gabungan selama dua hari dengan fokus melacak pergerakan misil Korut.
"Melakukan latihan militer di kawasan yang mengelilingi Korut hanya akan meningkatkan histeria dan membuat situasi semakin tidak stabil," ujar Gerasimov di awal pertemuannya dengan Onodera, seperti dikutip Independent.
Operasi trilateral ini dilakukan hanya beberapa hari usai AS dan Korsel menggelar latihan berskala besar dalam merespons peluncuran misil balistik antarbenua milik Korut.
Pada 29 November, Korut meluncurkan misil antarbenua Hwasong-15 yang diklaimnya dapat mencapai daratan utama AS.
Tiongkok dilaporkan telah meminta AS dan juga Korsel untuk menghentikan latihan gabungan, karena Korut melihatnya sebagai persiapan invasi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lu Kang menilai situasi saat ini seperti lingkaran setan, yang jika terus diikuti maka akan berakhir dengan kerugian semua pihak.
"Apa yang harus dilakukan semua pihak terkait adalah mengimplementasikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan demi perdamaian dan stabilitas kawasan," ungkap dia.
Kunjungan Gerasimov ke Jepang adalah kali pertama dari petinggi militer Rusia dalam tujuh tahun terakhir. Ini merupakan kelanjutan dari pertemuan two-plus-two Menhan dan Menlu pada Maret usai Rusia menganeksasi Krimea.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News