Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan juga mengatakan bahwa ratusan toko kosong dan bangunan tak terpakai lainnya, baru-baru ini diubah menjadi masjid untuk memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk berdoa bersama.
Baca: Duh, Masjid di Afghanistan Lagi-lagi Diguncang Bom, 7 Tewas 41 Terluka
"Pada pemerintahan sebelumnya, beberapa pengeras suara dilepas dan orang-orang tidak dapat mendengarkan Azan," ucap kementerian tersebut, dikutip dari AFP, Kamis 24 November 2022.
Dikatakan, 400 pengeras suara telah dipasang di berbagai bagian Kabul "sehingga orang dapat mendengarkan Azan pada waktu yang sama".
Sejak kembali berkuasa pada Agustus tahun lalu, Taliban secara bertahap memperkenalkan aturan dan peraturan ketat yang menurut mereka sesuai dengan hukum syariah Islam.
Sebagian besar perempuan telah tersingkir dari kehidupan publik, dengan sebagian besar pegawai pemerintah perempuan kehilangan pekerjaan mereka -- atau dibayar murah untuk tinggal di rumah.
Mereka harus menutup diri dengan burqa atau hijab saat keluar rumah, dilarang bepergian tanpa kerabat laki-laki dan dilarang mengunjungi taman, pusat kebugaran atau pemandian umum.
Sekolah untuk remaja perempuan juga telah ditutup di sebagian besar negara sejak kembalinya Taliban pada Agustus 2021.
Awal bulan ini, pemimpin tertinggi Hibatullah Akhundzada memerintahkan para hakim untuk sepenuhnya menegakkan aspek-aspek hukum Islam yang mencakup eksekusi di depan umum, rajam dan cambuk, serta pemotongan anggota badan bagi pencuri.
Media lokal juga melaporkan Rabu bahwa wakil kementerian telah memerintahkan toko-toko di beberapa bagian ibu kota tutup untuk salat Jumat, yang paling penting dalam seminggu.
Azan adalah suara yang akrab di seluruh Afghanistan – terutama di kota-kota, di mana ratusan masjid mengumandangkan azan lima kali sehari.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News