Dalam pidatonya pada 9 April malam, Menlu Wong mendukung komentar Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron yang mengatakan bahwa mengakui negara Palestina, termasuk di PBB, akan membuat solusi dua negara menjadi tidak dapat diubah.
Wong mengatakan, komunitas internasional sedang membahas pembentukan negara Palestina "sebagai cara membangun momentum menuju solusi dua negara".
“Solusi dua negara adalah satu-satunya harapan untuk memutus siklus kekerasan yang tiada akhir,” katanya saat berbicara di Australian National University, seperti dikutip AFP, Rabu 10 April 2024.
Apa yang disebut solusi dua negara telah lama menjadi dasar bagi upaya perdamaian internasional untuk menyelesaikan konflik panjang Israel-Palestina, namun proses tersebut telah terhenti selama satu dekade bahkan sebelum perang yang terjadi di daerah kantong Palestina, Gaza, antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas.
Palestina bercita-cita memiliki negara merdeka di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Wilayah itu diduduki Israel sejak Perang Timur Tengah tahun 1967 dan termasuk Gaza.
Israel pada 7 April meresmikan penolakannya terhadap apa yang disebutnya ‘pengakuan sepihak’ atas negara Palestina, dan mengatakan bahwa perjanjian semacam itu harus dicapai melalui perundingan langsung.
Spanyol merupakan salah satu negara Barat yang mendorong pengakuan tersebut dan merupakan pendukung utama langkah tersebut di Uni Eropa.
Namun Wong mengesampingkan peran Hamas, yang menguasai Gaza.
“Tidak ada peran Hamas dalam masa depan negara Palestina,” kata Menlu Wong.
Otoritas Palestina pekan lalu secara resmi meminta Dewan Keamanan PBB untuk mempertimbangkan kembali permohonan mereka pada tahun 2011 untuk menjadi anggota penuh badan dunia tersebut.
Palestina adalah negara pengamat non-anggota di PBB, yang statusnya sama dengan Tahta Suci Vatikan.
Presiden Dewan Keamanan PBB pada 8 April merujuk permohonan Otoritas Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB ke komite penerimaan.
Menlu Wong menambahkan "mereka yang mengklaim pengakuan memberi imbalan kepada musuh adalah salah karena keamanan Israel sendiri bergantung pada solusi dua negara”.
“Tidak ada keamanan jangka panjang bagi Israel kecuali negara-negara di kawasannya mengakuinya,” pungkas Menlu Wong.
Baca juga: Warganya Tewas saat Jadi Relawan di Gaza, Australia: Israel Keterlaluan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News