AS tuduh Korut kirim rudal ke tentara bayaran Rusia untuk bantu serang Ukraina./AFP
AS tuduh Korut kirim rudal ke tentara bayaran Rusia untuk bantu serang Ukraina./AFP

AS Tuduh Korut Pasok Rudal ke Tentara Bayaran Rusia

Marcheilla Ariesta • 23 Desember 2022 11:15
Washington: Amerika Serikat (AS) menuduh Korea Utara (Korut) memasok rudal medan perang dan roket ke kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner. Kabarnya, rudal ini akan digunakan Rusia menyerang Ukraina.
 
Gedung Putih mengatakan, pengiriman itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan akan mengumumkan sanksi lebih lanjut terhadap Wagner. Namun, baik Korut maupun Wagner membantah laporan tersebut.
 
Pejuang dari kelompok tentara bayaran telah membengkak dari 1.000 menjadi hampir 20.000 di Ukraina, kata pemerintah Inggris. Kelompok ini juga baru-baru ini aktif di Suriah dan negara-negara Afrika, dan telah berulang kali dituduh melakukan kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia.

"Wagner sedang mencari pemasok senjata di seluruh dunia untuk mendukung operasi militernya di Ukraina," kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, dilansir dari BBC, Jumat, 23 Desember 2022.
 
"Kami dapat memastikan bahwa Korea Utara telah menyelesaikan pengiriman senjata awal ke Wagner, yang membayar perlengkapan itu," katanya.
 
Gedung Putih mengatakan, kelompok tentara bayaran menerima pengiriman roket infanteri dan rudal dari Korea Utara. Menurut Kirby, Wagner menghabiskan lebih dari USD100 juta (setara Rp1,5 triliun) setiap bulan di Ukraina.
 
Dia menambahkan, kelompok tersebut sekarang menyaingi kekuatan militer Rusia. Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan, Inggris setuju dengan penilaian Washington.
 
"Fakta bahwa Presiden (Vladimir) Putin meminta bantuan Korea Utara adalah tanda keputusasaan dan isolasi Rusia," kata Cleverly dalam sebuah pernyataan.
 
Namun pemilik Wagner, Yevgeny Prigozhin membantah pernyataan tersebut, menyebutnya sebagai "gosip dan spekulasi". Sementara kementerian luar negeri Korea Utara menyebut laporan tersebut "tidak berdasar".
 
"Posisinya tetap tidak berubah dan transaksi senjata antara Korea Utara dan Rusia tidak pernah terjadi," sambung juru bicara Korut.
 
Kelompok Wagner diyakini pertama kali beraksi selama aneksasi Krimea oleh Rusia pada 2014. Pengaruh dan kehadiran Wagner telah meningkat secara drastis karena invasi Rusia ke Ukraina telah mengalami banyak kemunduran.
 
Pada Maret 2022, Wagner diperkirakan telah mengirimkan pasukan awal lebih dari 1.000 orang. Tetapi para pejabat Inggris mengatakan bahwa jumlahnya kini telah berkembang menjadi lebih dari 20.000 - sekitar 10 persen dari total pasukan Rusia di darat.
 
Baca juga: Adik Perempuan Kim Jong-un Puji Kemampuan Satelit Mata-mata Korut
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan