"Dari 100 juta vaksin buatan Tiongkok, setengahnya akan disediakan Sinopharm dan setengahnya lagi oleh Sinovac," kata badan tersebut, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 27 Agustus 2021.
Sekitar 10 juta dosis Vaksin Sinopharm sudah dikirimkan pada pertengahan Agustus lalu. Pengiriman vaksin buatan Tiongkok ini akan membantu program berbagi vaksin global, COVAX Facility, yang dinilai gagal. Pasalnya, pengiriman vaksin melalui COVAX masih jauh dari target, yakni 2 miliar dosis tahun ini.
Kegagalan disebabkan masalah pasokan dan pembatasan ekspor yang diberlakukan produsen utama vaksin, India. Vaksin Tiongkok ini telah dialokasikan ke 60 negara, sebagian besar di Afrika. Diperkirakan Afrika menerima sepertiga dari 100 juta dosis ini.
Namun, tidak semua negara menginginkan vaksin buatan Tiongkok, seperti halnya Afrika Selatan. Negara itu terdaftar sebagai salah satu penerima vaksin covid-19 buatan Tiongkok terbesar di Afrika dari COVAX.
Namun, seorang pejabat kesehatan senior mengatakan, Afrika Selatan tidak dapat menerima vaksin tersebut.
"Tidak ada informasi yang cukup mengenai efektivitas terhadap varian Delta dan tidak ada data tentang Sinovac pada populasi dengan HIV," kata Wakil Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Afrika Selatan, Nicholas Crisp.
Baca: WHO Desak Moratorium Booster Vaksin untuk Atasi Kesenjangan
Dia mengatakan negaranya belum bisa menerima Vaksin Sinovac dari COVAX karena masih dalam proses evaluasi di Afrika Selatan. Sementara itu, Nigeria akan menerima hampir delapan juta dosis Vaksin Sinopharm.
Nigeria menyetujui vaksin itu. Namun, mereka menyebutnya sebagai opsi potensial untuk kampanye vaksinasi di negara itu.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News