WHO tengah mengumpulkan bukti mengenai infeksi Omicron. Namun, temuan yang didapatkan sejauh ini dilaporkan hanya gejala yang sangat ringan.
Menurut juru bicara WHO Christian Lindmeier, belum ditemukan adanya kasus kematian akibat varian Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan Botswana itu.
"Saya belum melihat laporan kematian terkait Omicron. Kami sedang mengumpulkan semua bukti, dan kami akan menemukan lebih banyak bukti seiring berjalan waktu," kata Lindmeier mengutip AFP.
Meski demikian, WHO menyarankan setiap negara tetap mempercepat proses vaksinasi. Protokol kesehatan ketat yang telah dijalankan pun agar tetap dipatuhi.
"Kita tidak boleh hanya mengandalkan tindakan pencegahan. Yang paling penting adalah mempersiapkan varian ini dengan potensi penularan yang tinggi," ujar Direktur Pasifik WHO Takeshi Kasai.
"Sejauh ini informasi yang tersedia menunjukkan bahwa kita tidak perlu mengubah pendekatan kita," lanjutnya.
Covid-19 varian Omicron pertama kali dilaporkan berada di Afrika Selatan dan Botswana. Namun, varian itu cepat mewabah ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Nigeria, dan Portugal.
Omicron pun telah menjalar ke beberapa negara di kawasan Asia. Seperti Arab Saudi, Jepang, hingga dua negara tetangga Indonesia yakni Malaysia dan Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News