Petugas kesehatan di Tiongkok melakukan tes covid-19 massal kepada warga. Foto: AFP
Petugas kesehatan di Tiongkok melakukan tes covid-19 massal kepada warga. Foto: AFP

Asal Muasal Covid-19 Sulit Ditemukan karena Data Tiongkok Kurang

Medcom • 10 Juni 2022 16:39
London: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis, 9 Juni 2022 menyatakan penyelidikan terbaru seputar asal-usul covid-19 tidak membuahkan hasil. Disebabkan lantaran kurang data dari Tiongkok.
 
Berdasarkan data yang tersedia, laporan para ahli WHO menunjukkan virus corona mungkin berasal dari hewan, kemungkinan kelelawar. Ini kesimpulan serupa dengan penelusuran yang sama 2021, ketika dilakukan kunjungan ke Tiongkok.
 
Kekurangan data dari Tiongkok, di mana kasus pertama dilaporkan pada Desember 2019, menghalangi jajaran ahli untuk benar-benar mengidentifikasi bagaimana virus pertama kali ditularkan ke manusia.

Temuan laporan kemungkinan menurunkan peluang masyarakat untuk mengetahui bagaimana dan di mana virus itu muncul.
 
Ini juga mendesak pemeriksaan terhadap WHO beserta prosedur darurat kesehatannya ketika badan tersebut berupaya menegaskan ulang dirinya setelah bertahun-tahun dikritik terkait penanganan pandemi.
 
WHO mengatakan bahwa laporan ini juga membahas cara yang lebih baik untuk menyelidiki asal-usul wabah di masa depan.
 
Bulan Februari tahun ini, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dua kali menulis kepada pemerintah Tiongkok dengan harapan memperoleh informasi lebih lanjut.
 
Tiongkok di sisi lain disebutkan sudah memberikan beberapa data berdasarkan permintaan.
 
Asal mula pandemi, yang telah menewaskan setidaknya 15 juta orang, telah dipolitisasi. Para ilmuwan mengatakan penting untuk mencari tahu apa yang terjadi untuk mencegah wabah serupa.
 
Tetapi tim yang dikenal sebagai Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Asal Usul Patogen Novel (SAGO) mengatakan masih tidak mungkin mencapai tujuan itu akibat kurangnya data.
 
Mereka juga menyampaikan bahwa ada tantangan karena melakukan penyelidikan dengan jarak waktu lama setelah wabah pertama.
 
“Semakin lama, semakin sulit jadinya,” Maria Van Kerkhove, pejabat senior WHO di sekretariat SAGO saat konferensi pers.
 
"WHO akan mendukung semua upaya berkelanjutan untuk semakin memahami bagaimana pandemi dimulai," tegas Kerkhove. 
 
Laporan itu mengatakan, tidak ada informasi baru yang tersedia tentang kemungkinan bahwa SARS-CoV-2 ditularkan ke manusia melalui insiden laboratorium, dan "tetap penting untuk mempertimbangkan semua data ilmiah yang masuk akal" untuk mengevaluasi kemungkinan ini.
 
Memperlihatkan perselisihan politik terkait penyusunan laporan, laporan itu memasukkan catatan kaki yang menguraikan bahwa jajaran dari Brasil, Tiongkok dan Rusia tidak setuju bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk hipotesis penularan melalui laboratorium. Tercantum pula bahwa tidak ada perubahan sejak laporan bersama WHO-Tiongkok seputar asal muasal covid-19 yang dirilis Maret 2021.
 
Jean-Claude Manuguerra dari SAGO mengatakan cacar monyet (monkeypox) menunjukkan betapa kita membutuhkan kerangka (framework) berskala global untuk mengetahui bagaimana virus muncul ke depannya.
 
Ketika panel penyelidikan dibentuk pada Oktober, kepala kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan itu adalah "kesempatan terbaik mungkin kesempatan terakhir kita" untuk memahami asal-usul virus korona.
 
Laporan itu menyarankan agar penelitian selanjutnya mencari informasi tentang kasus-kasus paling awal di Wuhan, Tiongkok, serta penelitian lebih lanjut seputar pasar hewan di Wuhan. Pasar hewan tersebut diduga merupakan lokasi penularan pertama virus itu ke manusia.
 
Laporan 2021 menyebut kebocoran laboratorium "sangat tidak mungkin" dan menyimpulkan bahwa teori yang paling masuk akal adalah penularan dari hewan.
 
Sebuah laporan intelijen AS kemudian mengatakan kedua teori itu dianggap masuk akal, meskipun condong ke asal-usul alami. (Kaylina Ivani)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan