KCNA menyebutkan bahwa mesin tahap pertama dan kedua telah diuji pada Sabtu dan Selasa kemarin untuk mengevaluasi spesifikasi teknis mesin IRBM bahan bakar padat daya dorong tinggi yang baru dikembangkan.
"Uji coba jet darat perdana dari mesin tahap pertama dan kedua sangat sukses, dan keandalan serta stabilitas desain dan teknologi bergaya Korea ini sudah diverifikasi dengan jelas," kata KCNA.
"Langkah uji coba ini memberikan jaminan pasti untuk mempercepat pengembangan sistem IRBM tipe terbaru," lanjutnya.
KCNA mengatakan Biro Rudal Umum Korea Utara memandang "sangat penting" terhadap pembangunan mesin IRBM tersebut, di saat negara sedang menghadapi "lingkungan keamanan buruk dan tidak stabil" serta kolusi militer "jahat" di kalangan musuh-musuhnya.
Meski ada kecaman internasional, Korea Utara berupaya meningkatkan kemampuan nuklir dan rudalnya yang dilarang berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB.
Awal bulan ini, Korea Utara menetapkan "hari industri rudal" untuk memperingati ulang tahun uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 tahun lalu.
Korea Utara juga diyakini bersiap meluncurkan satelit mata-mata militer, tampaknya dengan bantuan teknologi dari Rusia menyusul pertemuan puncak yang jarang terjadi antara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin di bulan September.
Setelah dua peluncuran sebelumnya gagal pada Mei dan Agustus, Korea Utara menyatakan akan mencobanya lagi di bulan Oktober. Namun peluncuran semacam itu tidak terjadi, dan Korea Utara belum memberikan penjelasan mengapa peluncuran tersebut ditunda dan kapan akan dilakukan lagi.
Baca juga: Kepada Putin, Kim Jong-un Tegaskan Korut Dukung 'Perang Suci' Rusia Melawan Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News