Sejak tahun 2017, hubungan Indonesia dan Korsel telah mencapai tahap Kemitraan Strategis Khusus.
"Nama Iwan Tirta sinonim dengan kemeja batik bergaya modern yang bangga dikenakan pria Indonesia setiap hari. Bagi kami sekeluarga, batik karya Iwan Tirta merupakan 'wearable arts' (karya seni yang dapat dikenakan)," ucap Umar Hadi, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Korea Selatan.
Di bawah kepemimpinan Dubes Umar, seorang aficionado Batik, KBRI Seoul gencar melakukan Diplomasi Ekonomi Kreatif melalui promosi subsektor Batik dan fashion. Pada akhir 2020, KBRI Seoul menerima Rekor Dunia dari Museum Rekor Indonesia sebagai Perwakilan Republik Indonesia yang pertama melakukan pagelaran "Buy Batik, Wear The Art and Respect The Artist" untuk mendukung Usaha Mikro Kecil Menengah Batik dan memfasilitasi penjualan Batik secara daring dengan nilai melebihi Rp1 miliar.
Hal ini dilanjutkan dengan pameran mini Hutan Batik Indonesia yang ditayangkan stasiun TV Arirang di Korsel menyambut Tahun Baru Korea 2021 (Seollal), dan kini melalui Leaders Wear Iwan Tirta.
Baca: KBRI Korsel Gelar Pameran 'Hutan Batik' Menyambut Seollal
Sejak bertugas pertama di Jenewa, kemudian sebagai Wakil Kepala Perwakilan RI di Den Haag, Konsul Jenderal RI di Los Angeles, kemudian Duta Besar RI di Seoul, Dubes Umar Hadi dan istri, Ibu Nila Umar Hadi, senantiasa menggemakan Diplomasi Ekonomi Kreatif dan Budaya melalui Batik dan Wastra Nusantara. Sebagai Ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI Seoul, Nila Umar Hadi kerap menyelenggarakan kegiatan promosi budaya yang memperkenalkan potensi budaya dari 34 provinsi di Tanah Air .
"Sebagai tuan rumah, di Wisma Indonesia, kami memastikan untuk menampilkan karya-karya batik dalam bentuk dekorasi rumah, alat makan serta yang terpenting alat-alat pembuatan Batik seperti canting, cap, kain putih dan bahkan wajan tradisional untuk memanaskan lilin, sehingga tamu-tamu yang berkunjung dapat menyaksikan Teknik pembuatan Batik," ujar Nila Umar Hadi dalam keterangan tertulis KBRI Seoul yang diterima Medcom.id pada Minggu, 18 April 2021.
"Tujuannya agar setiap tamu asing seusai berkunjung dapat bring back a beautiful and unforgettable memory of Indonesia," sambung dia.
Kampanye Batik Indonesia to the World menampilkan Dubes Umar Hadi mengenakan kemeja batik dengan motif Ksatryan Gurdo Manggar yang menyiratkan pesan tentang harapan agar menjadi pemimpin tangguh dan mengayomi, sehingga tercapai kesuksesan di kemudian hari. Sementara, Nila Umar Hadi mengenakan kain batik dengan motif Sawunggaling Parang, sebagai harapan untuk menjadi pribadi perempuan yang tekun dan anggun sekaligus bijaksana tidak hanya sebagai istri dan ibu, tetapi juga pemimpin di komunitasnya.
Sesi pemotretan dilakukan di beberapa lokasi landmark kota Seoul, ibu kota Korea Selatan, termasuk Istana Gyeongbokgung, Istana Deoksogung dan Kedutaan Besar RI di Seoul.
Kampanye Diplomasi Batik "Indonesia to the World" menjadi penting karena selain pertama kali diselenggarakan di masa pandemi, juga bermakna bahwa pandemi bukan halangan untuk kolaborasi kreatif antara Perwakilan RI di luar negeri dengan pelaku industri Batik.
Selama dua hari berturut-turut, pada 18 dan 19 April 2021, KBRI Seoul dan Iwan Tirta Private Collection akan serentak menayangkan konten promosi Batik di akun media sosial KBRI Seoul (@kbri_seoul) dan Iwan Tirta Private Collection (@iwantirta_batik).
Dalam video singkat sebagai puncak acara Diplomasi Batik "Indonesia to the World," Dubes Umar Hadi menyampaikan pesan agar semakin banyak generasi muda Indonesia yang dapat meneruskan jejak langkah, hasrat, dan semangat Alm Iwan Tirta.
Dalam video ini, Dubes Umar Hadi mengenakan kemeja batik karya Alm. Iwan Tirta 20 tahun yang lalu dengan motif Pisan Bali Borobudur sebagai simbol harapan agar pemakainya, ke mana pun dia pergi, akan selalu ingat untuk kembali dan berkarya membangun kampung halamannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
