Warga Afghanistan berkumpul berharap dapat ikut evakuasi dari negaranya. Foto: Dok/AFP
Warga Afghanistan berkumpul berharap dapat ikut evakuasi dari negaranya. Foto: Dok/AFP

Metro Pagi Primetime

Pengamat Ungkap Dampak Eksodus Warga Afghanistan

MetroTV • 31 Agustus 2021 16:42
Jakarta: Ribuan warga Afghanistan memilih eksodus keluar dari negara mereka sendiri karena trauma dengan pemerintahan brutal Taliban. Pengamat Hubungan Internasional Dina Sulaeman menjelaskan, eksodus besar ini menimbulkan sejumlah dampak buruk.
 
Dina menerangkan, dampak utama tengah dirasakan oleh negara-negara tetangga Afghanistan, seperti Iran dan Pakistan. Ia menambahkan, tidak terdapat dampak buruk dalam waktu dekat bagi Indonesia, meskipun ribuan pengungsi Afghanistan telah berada di tanah air.
 
“Kalau dampak dalam jangka dekat tidak ada, sekarang juga sudah ada 8 ribu pengungsi Afghanistan tapi mungkin dampaknya masih lama,” kata Dina dalam tayangan Metro Pagi Primetime Metro TV pada Selasa, 31 Agustus 2021

Bersama Organisation of Islamic Cooperation (OKI), Indonesia telah menyatakan akan turut membantu proses perdamaian di Afghanistan. Para pengungsi pun berada di Indonesia menunggu proses screening oleh United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
 
“Tujuan mereka sebenarnya bukan ke Indonesia tapi mau ke Australia, tapi karena Australia tidak mau menerima akhirnya tertahan di Indonesia,” ujar Dina.
 
Dina mengungkapkan, dampak sosial dan keamanan jauh lebih berat dirasakan oleh Iran yang tengah menampung lebih dari 3 juta pengungsi Afghanistan. Bahkan, potensi ancaman kelompok ISIS kian menjadi kekhawatiran negara-negara tetangga Afghanistan.
 
“ISIS Q dan Al-Qaeda punya permusahan yang besar terhadap orang yang bermazhab lain dari mereka. Sulit melakukan kontrol, apakah ini rakyat sipil atau ISIS menyamar,” jelas Dina.
 
Dina mengatakan, meskipun belum terdapat aksi pengorbanan jiwa oleh kelompok ISIS. Namun, keberadaan mereka sangat meresahkan sejumlah pihak, termasuk kelompok militan Taliban.
 
“PBB melaporkan sebagian anasir Taliban masih bekerja sama dengan Al-Qaeda. Para pemimpin Taliban mengatakan tidak ada lagi, ini pun mengganggu kepentingan mereka yang tengah menarik kepercayaan internasional,” terangnya. (Nadia Ayu)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan