Dokter hewan tersebut mulai menunjukkan gejala infeksi virus pada April dan meninggal 27 Mei. Pejabat CDC Tiongkok melaporkan, dua kontak dekat dengan pria tersebut sudah dites dan hasilnya negatif.
Pasien mengalami gejala termasuk mual, demam, dan muntah sejak sekitar sebulan setelah terinfeksi. Gejala neurologis mulai muncul dan mendorong pejabat kesehatan menjalankan serangkaian tes.
"Akhirnya mereka menemukan virus Monkey B dalam darah dan air liur pasien," tutur CDC Tiongkok, dilansir dari Global News, Selasa, 20 Juli 2021.
Penemuan ini tidak biasa bagi pejabat kesehatan Tiongkok. Pasalnya, baru kali ini mereka menemukan penularan virus Monkey B kepada manusia.
Virus Monkey B atau herpes B umumnya menginfeksi kera, dan kurang dari 100 kasus penularan manusia telah tercatat di seluruh dunia sejak 1932. Penyakit ini cukup mematikan ketika menyerang manusia, menyerang sistem saraf pusat dan membunuh pasien sekitar 70-80 persen jika tidak diobati.
Para ilmuwan, peneliti dan dokter hewan adalah korban paling umum dari penyakit ini. Biasanya, virus ini menyebar dari gigitan, goresan, atau paparan jaringan otak dan sumsum tulang belakang monyet.
Sebagian besar kasus virus telah terdeteksi di Amerika Utara, tetapi itu kemungkinan karena dokter di sana lebih mengetahui keberadaannya.
CDC Tiongkok menuturkan, risiko penularan dari manusia ke manusia sangat kecil, namun ada satu kasus seperti itu yang terdokumentasi di masa lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News