Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi. Foto: AFP
Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi. Foto: AFP

Tiongkok Berikan Bantuan Darurat untuk Afghanistan Sebesar Rp441 M

Fajar Nugraha • 09 September 2021 15:42

 
Selain itu, Wang juga menekankan bahwa Amerika Serikat (AS) dan sekutunya harus bertanggung jawab penuh untuk memberikan bantuan ekonomi dan kemanusiaan kepada rakyat Afghanistan karena mereka adalah pencipta masalah di Afghanistan.

Apa yang bisa dilakukan Tiongkok?

Menurut pakar senior kontraterorisme dan studi Afghanistan di Akademi Ilmu Sosial Shanghai, Tiongkok, Pan Guang, Negeri Tirai Bambu akan tetap tenang dan memperhatikan tindakan Taliban dalam langkah selanjutnya. Pan menilai Tiongkok tidak akan segera mengakui pemerintah sementara bentukan Taliban.
 
Pada pemerintahan baru yang diumumkan, banyak penjabat Taliban masih dalam daftar sanksi PBB. Apa yang dapat dilakukan Tiongkok sekarang adalah mempertahankan kontak yang diperlukan dengan Taliban di bidang kegiatan ekonomi normal dan pertukaran orang-ke-orang.

Menurut sebuah laporan Aljazeera pada Senin, seorang perwakilan anonim dari Taliban mengatakan, "Kami telah mengirim undangan ke Turki, Tiongkok, Rusia, Iran, Pakistan dan Qatar untuk mengambil bagian dalam (upacara) mengumumkan (komposisi pemerintah Afghanistan baru)”.
 
Pejabat senior dan juru bicara Taliban sering menyebut Tiongkok dalam wawancara media karena mereka ingin menekankan bahwa  mereka adalah negara yang dapat memberikan dukungan ekonomi yang signifikan.
 
“Taliban juga kerap menggunakan ketegangan Tiongkok-AS yang sedang berlangsung untuk mengisyaratkan atau menekan Barat bahwa jika Anda tidak membangun hubungan dengan Taliban secara pragmatis, Tiongkok dapat memainkan peran yang lebih besar di daerah itu," kata Qiu Wenping, pakar studi Afghanistan dan kontraterorisme di Universitas Fudan.
 
Sementara KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) dijadwalkan pada 17 September di Dushanbe, ibu kota Tajikistan. Baik Tiongkok dan Rusia akan berkoordinasi erat dengan negara-negara kunci di kawasan seperti Tajikistan, Uzbekistan dan Pakistan, yang juga anggota SCO untuk menghadapi tantangan dari situasi terakhir di Afghanistan.
 
Sebelumnya, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan dalam percakapan telepon dengan Presiden Tajik Emomali Rahmon pada Selasa bahwa  pihaknya siap bekerja dengan Tajikistan untuk membangun komunitas pembangunan dengan konotasi yang kaya dan komunitas keamanan yang tidak dapat dihancurkan. Tajikistan adalah tetangga Afghanistan, dan sekitar 30 persen populasi di Afghanistan adalah orang Tajik, kelompok etnis terbesar kedua setelah Pashtun yang mencapai sekitar 40 persen.
 
Kedua pemimpin bertukar pandangan tentang situasi di Afghanistan dan sepakat untuk terus memperdalam kerja sama kontra-terorisme dan keamanan serta bersama-sama menjaga keamanan dan stabilitas regional.
 
Pan Guang menambahkan jika Taliban gagal menunjukkan inklusivitas dalam pemerintahan baru, itu akan menyinggung tetangganya seperti Tajikistan, Iran dan Uzbekistan karena mereka semua memiliki rekan senegara atau orang dengan identitas etnis atau agama yang sama di Afghanistan.
 
“Jadi inilah mengapa Tiongkok terus mendesak Taliban akan inklusif dalam membentuk pemerintahan,” pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan