Hal ini disampaikan Wakil Direktur Jenderal Biro ASEAN dan Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Kim Dong-bae.
"Karena kami cinta Anda, Indonesia sangat penting bagi kami," kata Kim, kepada 13 jurnalis terpilih program Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea, yang merupakan program kerja sama Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).
Ia mengatakan, Indonesia menjadi mitra sangat penting bagi Korea Selatan karena sama-sama anggota G20 dan MIKTA. Selain itu, hubungan bilateral kedua negara semakin dalam, terbukti dengan Indonesia menjadi Mitra Strategis Khusus Korea Selatan.
"Indonesia bakal menjadi salah satu negara paling penting di kawasan Asia Tenggara, dalam hal potensial ekonomi," ucapnya di Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Seoul, Selasa, 30 Mei 2023.
Karena kedekatan inilah, katanya, Korea Selatan tidak ragu untuk semakin memperdalam hubungan dengan Indonesia. Menurutnya, negaranya memiliki ketertarikan besar terhadap Indonesia.
Ia menambahkan, perusahaan Korea ingin menghasilkan uang di Indonesia. Kim tidak menutupi hal itu.
"Tapi tidak hanya menghasilkan uang saja, kami juga berhak untuk memiliki INdonesia sebagai teman sejati. Dan saya percaya, Korea akan menjadi salah satu teman terbaik bagi negara Anda," seru Kim.
Menurut Kim, pengalaman Korea akan berguna untuk Indonesia, terutama di bidang sumber daya manusianya. Dan, kata dia, Indonesia sangat beruntung memiliki sumber daya alam yang kaya.
"Kami memiliki ambisi juga untuk menjadi sahabat sejati bagi mitra ASEAN. Jadi itu sebabnya banya orang Korea datang ke negara Anda, untuk mendapatkan banyak pelajaran dari negara Anda," ucapnya.
Tandatangani 102 MoU
Pada pertengahan Mei lalu, Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto mengaku ada 102 nota kesepahama (MoU) kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan yang sudah diteken untuk pembangunan IKN.Menurutnya, salah satu MoU yang disepakati terkait dengan pembangunan DAM yang sudah mencapai 20 persen.
"Ada 102 (MoU) dan di sana (IKN) memang sudah ada pembangunan, contoh DAM di sana itu yang bangun K Water dari Korea (Selatan) dan itu progresnya dia lihat sendiri sudah sekitar 15-20 persen menurut hitungan mereka," ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan.
Dia melanjutkan selain pembangunan DAM, pengusaha konstruksi Korea Selatan juga tengah menjajaki kemungkinan kerja sama untuk membangun jalan tol Balikpapan-Samarinda yang akan dilakukan usai pemerintah menyelesaikan pembebasan lahan dan tanah warga.
Gandi mengaku bahwa Korea Selatan optimis kerja sama dapat segera diteken, sebab delegasi sudah melihat betapa cepatnya pemerintah dalam membangun infrastruktur di IKN.
"Juga nanti tol tambahan ke Balikpapan-Samarinda mereka tertarik juga. Itu menterinya langsung bekas gubernur di Jeju mengaku terkagum dengan kecepatan pembangunan di IKN sehingga percaya (kerja sama) bisa diteken segera," imbuhnya.
Serius pilih Indonesia jadi mitra khusus
Indonesia menjadi satu-satunya negara dengan status mitra strategis khusus Korea Selatan di kawasan Asia Tenggara. Founder FPCI, Dino Patti Djalal mengatakan, dengan mengakui status kemitraan ini, berarti Seoul serius melakukan pendekatan dengan Indonesia."Saya lihat mereka (Korea Selatan) memang yang paling hati-hati dalam memilih mitra strategis khusus, tapi kalau mereka sudah memilih, berarti mereka akan serius melakukan penjajakan dan kerja sama," ucapnya dalam pertemuan dengan Wakil Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Zelda Wulan Kartika.
Dino menjelaskan, salah satu contoh kerja sama yang sudah sangat terlihat adalah pengadaan jet tempur KF21 Boramae. Pasalnya, mereka sampai transfer teknologi, hal yang tidak mungkin akan dilakukan jika bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS), Tiongkok, atau Rusia.
"Jadi kerja sama ini (KF21 Boramae) benar-benar joint production, dan ini sudah mencerminkan mindset mereka dealing dengan kita karena kita dianggap strategic partner," pungkas Dino.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id