Hasil pemilu tersebut menjadi yang terburuk bagi LDP dalam 15 tahun terakhir, menandakan ketidakpuasan masyarakat terhadap partai yang hampir tak tergoyahkan di Jepang sejak 1955.
Ishiba, 67 tahun, yang baru menjabat sebagai PM Jepang pada 1 Oktober, menggelar pemilu pada hari Minggu kemarin sebagai langkah awal kepemimpinannya. Namun, pemilih yang marah akibat skandal dana gelap yang melibatkan beberapa tokoh LDP, menghukum partai tersebut melalui pemilu.
Koalisi LDP yang bersekutu dengan Komeito diproyeksikan kehilangan mayoritasnya. Meski begitu, Ishiba bersikukuh untuk tetap memimpin demi menghindari kekosongan politik di Jepang.
"Saya ingin menjalankan tugas saya dalam melindungi kehidupan rakyat, melindungi Jepang," kata Ishiba, dilansir dari Hurriyet Daily, Senin, 28 Oktober 2024.
Ishiba mengakui skandal yang melibatkan beberapa tokoh LDP telah menimbulkan kecurigaan, ketidakpercayaan, dan kemarahan masyarakat, yang menjadi faktor utama hasil pemilu kali ini. Ia berjanji akan melaksanakan reformasi besar terkait masalah dana politik.
Sebagai dampak dari ketidakpastian ini, mata uang yen mengalami pelemahan, turun lebih dari satu persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS), setelah hasil exit poll dari NHK dan media lain menunjukkan hasil mengecewakan bagi LDP.
LDP hanya memperoleh 191 dari 233 kursi yang ditargetkan Ishiba, sementara mitra koalisi Komeito memperoleh 24 kursi.
Dunia Politik Jepang
Sebelum pemilu, banyak spekulasi bahwa Ishiba akan mengundurkan diri jika hasil pemilu mengecewakan. Senin pagi, Shinjiro Koizumi, ketua komite pemilu LDP sekaligus putra mantan Perdana Menteri Junichiro Koizumi, menyatakan mundur dari posisinya. Langkah berikutnya kemungkinan besar adalah upaya Ishiba untuk memimpin pemerintahan minoritas.Di pihak oposisi, Partai Demokrat Konstitusional (CDP) yang dipimpin mantan PM Yoshihiko Noda, berhasil meningkatkan jumlah kursinya menjadi 148 dari sebelumnya 96. Noda menyatakan bahwa masyarakat telah memilih partai yang dianggap lebih cocok untuk membawa reformasi politik di Jepang.
Pemilu kali ini juga menjadi momentum bagi partai-partai kecil, termasuk Reiwa Shinsengumi yang menjanjikan penghapusan pajak penjualan dan peningkatan tunjangan pensiun, serta Partai Konservatif Jepang yang mengusung pandangan anti-imigrasi. Jumlah anggota parlemen perempuan pun mencapai angka tertinggi, dengan total 73 kursi, meski masih di bawah 16 persen dari total legislatif.
Seorang pekerja restoran di Tokyo, Masakazu Ikeuchi, mengatakan bahwa hasil pemilu ini mencerminkan keinginan kuat masyarakat Jepang untuk mengubah situasi politik di negara mereka.
"Selama hidup kita sendiri tidak membaik, saya rasa semua orang sudah menyerah pada harapan bahwa kita bisa mengandalkan politisi,” tutur Ikeuchi. (Angel Rinella)
Baca juga: PM Jepang Terancam Lengser usai Partai Kehilangan Suara Mayoritas
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id