Presiden Tiongkok Xi Jinping terima kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: AFP
Presiden Tiongkok Xi Jinping terima kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: AFP

Putin-Xi Jinping Akan Jadi Kekuatan Stabil di Dunia yang Kacau

Fajar Nugraha • 16 Mei 2024 18:36
Beijing: Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan hubungan kedua negara sebagai kekuatan yang menstabilkan dunia yang kacau. Ini disampaikan ketika mereka bertemu pada Kamis 16 Mei 2024 di Beijing.
 
Putin saat ini dikabarkan sedang mencari dukungan Tiongkok yang lebih besar untuk upaya perangnya di Ukraina dan mengisolasi ekonomi.
 
Ini adalah perjalanan pertama Putin ke luar negeri sejak terpilih kembali pada Maret dan yang kedua dalam waktu enam bulan ke Tiongkok. Negeri Tirai Bambu merupakan jalur penyelamat ekonomi bagi Rusia setelah Barat menjatuhkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya atas serangan militernya di Ukraina.

Media nasional Tiongkok, CCTV menggambarkan Putin disambut oleh Xi pada upacara penyambutan besar-besaran di luar Balai Besar Rakyat Beijing.
 
Baca: Putin Tiba di Tiongkok Lakukan Kunjungan untuk Perkuat Hubungan.

Dalam sebuah pertemuan, Xi kemudian mengatakan kepada “teman lamanya” Putin bahwa hubungan Tiongkok-Rusia “kondusif menuju perdamaian”.
 
“Tiongkok siap bekerja sama dengan Rusia untuk menegakkan keadilan di dunia,” tambah Xi, seperti dikutip AFP.
 
Putin, sebaliknya, mengatakan kepada Xi bahwa hubungan kedua negara merupakan “faktor yang menstabilkan di arena internasional”.
 
“Hubungan antara Rusia dan Tiongkok tidak bersifat oportunistik dan tidak ditujukan kepada siapa pun,” kata Putin.
 
“Bersama-sama kita menjunjung tinggi prinsip keadilan dan tatanan dunia demokratis yang mencerminkan realitas multipolar dan berlandaskan hukum internasional,” tambah Putin.
 
Sementara Kantor Berita Tiongkok Xinhua menambahkan, setelah pertemuan tertutup, kedua pemimpin kemudian menandatangani pernyataan bersama untuk memperdalam “kemitraan strategis komprehensif” antara kedua negara.

Solusi politik

Kedatangan pemimpin Rusia itu terjadi beberapa jam setelah dia memuji pasukan negaranya karena maju di “semua lini” di medan perang di Ukraina, menyusul serangan darat besar-besaran baru.
 
Xi telah menolak kritik Barat terhadap kedekatan negaranya dengan Moskow, menikmati impor energi murah dari Rusia dan akses terhadap sumber daya alam yang melimpah.
 
Namun kemitraan ekonomi mereka mendapat pengawasan ketat dari negara-negara Barat dalam beberapa bulan terakhir.
 
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan dukungan Tiongkok terhadap “perang agresi brutal” Rusia di Ukraina telah membantu Rusia meningkatkan produksi roket, drone, dan tank – sekaligus menghentikan ekspor senjata langsung.
 
Tiongkok mengklaim sebagai pihak netral dalam konflik Ukraina, namun Tiongkok tidak pernah mengutuknya dan berusaha menjadikan dirinya sebagai mediator.
 
Pada pernyataan kepada media setelah pembicaraan dengan Putin, Xi mengatakan kedua belah pihak sepakat tentang perlunya “solusi politik” untuk menyelesaikan perang.
 
“Posisi Tiongkok dalam masalah ini selalu jelas,” kata Xi dalam tayangan yang disiarkan TV Rusia.
 
“Posisi tersebut termasuk menghormati kedaulatan dan integritas wilayah semua negara serta menghormati kekhawatiran keamanan yang wajar dari semua pihak,” tegas pemimpin Tiongkok.
 
Pernyataan tersebut mencerminkan pernyataan yang dikeluarkan oleh Beijing tahun lalu, yang menurut negara-negara Barat dapat memungkinkan Rusia untuk menguasai sebagian besar wilayah yang telah mereka rebut di Ukraina.
 
Xi Jinping juga menantikan pemulihan awal perdamaian dan stabilitas di benua Eropa. Dia juga berjanji bahwa Beijing akan “terus memainkan peran konstruktif untuk mencapai tujuan tersebut”.
 
Putin menanggapinya dengan mengatakan dia "berterima kasih" kepada Beijing atas upayanya membantu menyelesaikan konflik tersebut.
 
Ia juga merujuk pada keluhan Beijing mengenai meningkatnya kerja sama keamanan antara AS dan sekutunya di Asia, serta memperingatkan adanya aliansi militer yang “berbahaya” di wilayah tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan