Dalam sebuah wawancara di kantornya di Gedung Parlemen di Canberra, Chris Bowen mengatakan, negaranya memiliki dana pajak yang mencakup pengaturan bilateral dengan negara-negara di kawasan. Hal tersebut termasuk bersama Indonesia.
Menurut Bowen, Australia secara konsisten membantu dalam kemajuan sosial-ekonomi dengan memberikan dukungan teknis dan finansial di berbagai sektor penting, terutama pertanian, infrastruktur, pendidikan, dan energi.
Banyak dari bantuan ini datang bersamaan dengan pendanaan seperti Asian Development Bank (ADB). Institusi ini menurutnya menjadi yang terbaik dalam memberikan pembiayaan keuangan iklim.
“Kami juga memberikan pendanaan iklim. Ini termasuk kerja sama bilateral yang penting di kawasan seperti bersama dengan Indonesia juga seperti negara lain seperti Vietnam,” ujar Menteri Bowen, saat ditemui jurnalis ASEAN di kantornya di Canberra, Australia.
Selain itu, Menteri Bowen juga mengatakan bahwa tujuan negaranya di ASEAN adalah untuk meningkatkan status Australia sebagai “negara adidaya energi terbarukan,” tujuan ini didorong oleh pengakuan bahwa meskipun upaya dalam negeri sangat penting, upaya tersebut hanya mewakili sebagian kecil dari emisi global.
“Kontribusi terbesar kami adalah membantu negara-negara lain untuk memanfaatkannya dengan berbagi hidrogen ramah lingkungan, khususnya, atau platform energi terbarukan kami,” kata Bowen.
Ia mencatat bahwa Jepang dan Korea Selatan akan menjadi klien yang signifikan, namun menekankan bahwa ambisi Australia adalah menjadi pembangkit tenaga energi terbarukan yang dapat memberikan manfaat bagi semua negara.
Menteri Bowen menambahkan bahwa setiap negara menghadapi hambatan dalam mencapai tujuannya. Mengingat pesatnya laju dekarbonisasi, hal ini merupakan transformasi ekonomi paling signifikan yang pernah dialami banyak negara sejak masa penjajahan.
“Jadi setiap negara punya hambatan, tapi setiap negara punya peluang,” ujar Bowen.
Bowen memaparkan, Asia Tenggara saat ini tengah menikmati peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tentunya bagus. Tetapi peningkatan pertumbuhan ekonomi menurut Bowen berarti meningkatnya pengeluaran energi.
Ia mencatat bahwa Australia mengalokasikan AUSD50 juta untuk manufaktur energi terbarukan di kawasan ini, yang bertujuan untuk memberi insentif kepada negara-negara agar memproduksi panel surya dan baterai secara lokal.
Saat dimintai rekomendasinya mengenai langkah-langkah efektif terhadap penggunaan plastik, Menteri Bowen mengatakan Menteri Lingkungan Hidup dan Air Tanya Plibersek telah bekerja keras mengatasi masalah plastik, dengan mengutip “aturan pengemasan”.
“Saya tidak tahu bagaimana keadaan di beberapa negara Anda, tetapi Anda mendapatkan sesuatu, hadiah yang Anda gunakan dengan begitu banyak kemasan dan plastik, itu tidak perlu. Jadi itu semua sedang kita dalami,” ujar Bowen.
Ketika ditanya mengenai kerja sama carbon capture storage dengan Indonesia, Bowen menyebutkan, ”Kami sudah melegalisasi ekspor carbon capture storage, kami sudah dalam diskusi dengan Timor Leste. Tetapi kami terbuka untuk berbicara dengan negara lain (terutama Indonesia)”.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News