Seorang pesepeda melintasi dua bendera Taiwan di Taipei, 22 Desember 2023. (I-Hwa CHENG / AFP)
Seorang pesepeda melintasi dua bendera Taiwan di Taipei, 22 Desember 2023. (I-Hwa CHENG / AFP)

Taiwan Bersiap Gelar Pemilu, Tiongkok: Perdamaian atau Perang

Willy Haryono • 10 Januari 2024 11:34
Taipei: Taiwan akan melakukan pemilihan umum pada Sabtu pekan ini untuk memilih presiden dan parlemen baru di bawah bayang-bayang Tiongkok yang menyebut pemungutan suara tersebut sebagai pilihan antara "perdamaian atau perang."
 
Namun siapa pun yang memenangkan pemilu, tekanan militer dan ekonomi Beijing terhadap Taiwan dapat terus berlanjut dan bahkan mungkin meningkat, kata pejabat keamanan Taiwan.
 
Tiongkok mengeklaim Taiwan sebagai wilayahnya, meski ada keberatan keras dari pemerintahan di Taipei. Selama ini, Tiongkok tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk menjadikan Taiwan kembali berada di bawah kendali Beijing.

Selain signifikansi teritorialnya bagi Beijing, Taiwan juga merupakan pusat kekuatan semikonduktor global dan rumah bagi pembuat chip kontrak terbesar di dunia, TSMC.
 
Mengutip dari Asiaone, Rabu, 10 Januari 2024, hal yang dipertaruhkan dalam pemilu ini adalah masa depan hubungan Taiwan dan Tiongkok. Dua partai besar di Taiwan mendukung kedaulatan Taiwan, namun memiliki pandangan berbeda mengenai hubungan dengan Tiongkok.
 
Wakil Presiden Lai Ching-te, calon presiden dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, telah mendesak masyarakat untuk tidak terpengaruh ancaman Tiongkok, sembari menawarkan dialog dengan Tiongkok dan berjanji untuk tidak mengganggu status quo.
 
"Taiwan berdiri di garis depan konfrontasi antara demokrasi dan totalitarianisme," kata Lai dalam kampanye pada Selasa kemarin.

Kedaulatan Taiwan

DPP menuduh Beijing mencoba mencampuri pemilu dengan menyebarkan berita palsu dan memberikan tekanan militer serta ekonomi. Tiongkok telah menyebut tuduhan-tuduhan DPP tersebut sebagai "trik kotor" dan sebuah taktik untuk memenangkan suara dengan "meningkatkan" sebuah ancaman.
 
Selama 1,5 tahun terakhir, Tiongkok telah melancarkan dua putaran latihan perang besar di dekat Taiwan, termasuk pada Agustus 2022 yang menembakkan rudal ke perairan pulau tersebut, ketika Beijing menegaskan klaim kedaulatannya atas pulau demokratis itu.
 
Partai oposisi terbesar di Taiwan, Kuomintang (KMT), telah menyerang DPP sebagai separatis dan berjanji menentang kemerdekaan Taiwan, sembari mengatakan mereka akan melakukan dialog dengan Tiongkok dan terus meningkatkan pertahanan pulau itu.
 
"Hou Yu-ih menentang kemerdekaan Taiwan, akan mengizinkan perdamaian lintas selat, memulai kembali dialog dan pertukaran, memperkuat pertahanan nasional dan membiarkan semua orang hidup damai di Taiwan,” kata calon presiden dari KMT, Hou, pada Senin lalu.
 
Baca juga:  Capres Taiwan Pertahankan Status Quo Sambil Tawarkan Dialog ke Tiongkok
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan