Beijing: Vaksin covid-19 buatan Sinovac Biotech, CoronaVac, memicu respons kekebalan yang cepat. Tetapi tingkat antibodi yang dihasilkan lebih rendah daripada pada orang yang telah pulih dari penyakit tersebut.
Temuan ini didapatkan dari hasil uji coba pendahuluan menunjukkan Rabu 18 November. Sementara uji coba tahap awal hingga pertengahan tidak dirancang untuk menilai kemanjuran CoronaVac.
Para peneliti mengatakan vaksin itu dapat memberikan perlindungan yang cukup, berdasarkan pengalaman mereka dengan vaksin lain dan data dari studi praklinis dengan kera.
Studi ini menjadi panas menyusul berita optimis bulan ini dari pembuat obat AS, Pfizer dan Moderna serta Rusia yang menunjukkan vaksin eksperimental mereka lebih dari 90 persen efektif berdasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir yang besar.
Baca: Moderna Umumkan Vaksin Covid-19 Buatannya 95 Persen Efektif.
CoronaVac dan empat vaksin eksperimental lainnya yang dikembangkan di Tiongkok saat ini sedang menjalani uji coba tahap akhir untuk menentukan keefektifannya dalam mencegah covid-19.
Temuan Sinovac, yang diterbitkan dalam makalah yang ditinjau oleh rekan sejawat di jurnal medis The Lancet Infectious Diseases, berasal dari hasil uji klinis Fase I dan Fase II di Tiongkok yang melibatkan lebih dari 700 peserta.
"Penemuan kami menunjukkan bahwa CoronaVac mampu memicu respon antibodi yang cepat dalam empat minggu setelah imunisasi dengan memberikan dua dosis vaksin pada interval 14 hari," kata Zhu Fengcai, salah satu penulis makalah tersebut, seperti dikutip Channel News Asia, Rabu 18 November 2020.
"Kami yakin ini membuat vaksin cocok untuk penggunaan darurat selama pandemi," kata Zhu dalam pernyataannya.
Para peneliti mengatakan temuan dari studi besar tahap akhir, atau uji coba Fase III, akan sangat penting untuk menentukan apakah respons kekebalan yang dihasilkan oleh CoronaVac cukup untuk melindungi orang dari infeksi virus corona.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan