Badai Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat episentrum gempa di Papua Nugini berada pada kedalaman 61 kilometer, dan berlokasi sekitar 67 km dari kota timur Kainantu.
Anggota parlemen lokal Kessy Sawang mengatakan setidaknya dua orang tewas di area pegunungan terpencil, dengan empat lainnya diterbangkan ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Di dekat Wau, Koranga Alluvial Mining mengatakan ada tiga penambang yang terkubur hidup-hidup.
"Kerusakan akibat gempa cukup luas," kata Sawang, seperti dikutip dari Aljazeera.
Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan bahwa kekuatan gempa terkini di negaranya cukup "besar." Ia meminta semua warga untuk berhati-hati, walau diperkirakan kerusakan akibat gempa tidak akan separah guncangan di tahun 2018.
Hingga saat ini, skala kerusakan dan jumlah pasti dari korban gempa di Papua Nugini pada akhir pekan kemarin belum dapat dipastikan.
"Badan bencana nasional dan provinsi, serta para pemimpin di Papua Nugini, telah diminta untuk menghitung skala kerusakan dan jumlah korban sesegera mungkin," kata Marape.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di Asia dan Pasifik mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya menerima laporan empat korban tewas dan empat yang luka.
OCHA menyebut sejumlah warga Papua Nugini terluka akibat tertimpa puing-puing bangunan. Kuatnya guncangan gempa telah merusak beberapa pusat kesehatan, rumah, jalan pedesaan dan jalan raya.
Infrastruktur listrik juga rusak di daerah terdampak, menyebabkan pemadaman listrik di seantero Dataran Tinggi Timur di Papua Nugini.
Baca: Gempa Bumi Magnitudo 7,6 Guncang Papua Nugini, Tidak Ada Ancaman Tsunami
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
