Keputusan Canberra untuk bergabung dengan AUKUS dan membatalkan kontrak kapal selam membuat Prancis marah. Negeri Menara Eiffel mengatakan Canberra menusuk mereka dari belakang.
Awal pekan ini, juru bicara Kementerian Angkatan Bersenjata Prancis menulis di Twitter bahwa Australia telah mengirim surat ke Prancis pada hari pengumuman AUKUS. Negeri Kanguru disebut menyatakan kepuasan dengan kemajuan program.
"Singkatnya, maju untuk meluncurkan fase kontrak berikutnya," tulis juru bicara Herve Grandjean dilansir dari Malay Mail, Kamis, 23 September 2021.
Namun, Kementerian Pertahanan Australia membantahnya. Mereka mengatakan surat yang dikirim sehari sebelum pengumuman, tidak menyertakan komitmen baru.
"Korespondensi ini tidak merujuk atau mengizinkan dimulainya fase berikutnya dari program, yang tetap tunduk pada pengumuman keputusan oleh Pemerintah Australia," ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Australia.
Surat itu, tertanggal 15 September, memberi tahu kontraktor pertahanan Prancis Naval Group bahwa mereka secara resmi telah keluar dari tinjauan yang dimulai pada Januari. Kontrak antara Australia dan Naval Group termasuk off-ramp di mana Australia dapat membayar untuk keluar dari proyek.
Naval Group mengatakan Australia mengakhiri kontrak dengan alasan "kenyamanan".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News