Jutaan warga Tiongkok di sejumlah wilayah terkena kebijakan lockdown yang dipicu wabah Covid-19 varian Omicron. Meski wabahnya cukup parah, angka infeksi harian masih lebih rendah bila dibanding beberapa negara lain.
Berbeda dari wilayah lainnya di Tiongkok, Shanghai berusaha menangani situasi saat ini dengan pendekatan tertarget, yakni lockdown di beberapa permukiman saja. Di waktu bersamaan, Shanghai juga melakukan tes massal Covid-19 sembari membiarkan warga tetap beraktivitas.
Dalam konferensi pers pada Sabtu ini, otoritas Shanghai menekankan pentingnya menghindari lockdown berskala penuh.
"Jika Shanghai, kota kita ini, dihentikan sepenuhnya, maka akan ada banyak kapal kargo internasional yang telantar di Laut China Timur," kata Wu Fan, seorang pakar medis dari gugus tugas kota Shanghai.
"Hal ini dapat berdampak pada perekonomian nasional dan global," sambungnya, dikutip dari The Straits Times.
Pernyataan Wu disampaikan di saat otoritas Shanghai berencana membagikan alat tes Covid-19 mandiri kepada seluruh warga. Ini merupakan pertanda bahwa otoritas Shanghai terus berusaha memperluas respons pandemi.
Di provinsi Jilin, otoritas setempat juga mulai membagikan 500 ribu alat tes Covid-19 mandiri kepada warga.
Shanghai dan Jilin merupakan dua area terparah di tengah wabah Omicron di Tiongkok yang mulai terjadi pada awal Maret tahun ini. Kemunculan Omicron telah menghantam strategi "nol Covid" Tiongkok, yang skema intinya adalah menekan angka kasus harian hingga tidak ada sama sekali.
Pendekatan semacam itu mendapat kritik internasional, karena memberantas Covid-19 hingga hilang sepenuhnya dianggap sebagai sesuatu yang hampir mustahil untuk dilakukan.
Baca: Disneyland Shanghai Tutup di Tengah Lonjakan Kasus Harian Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News