Sementara Kaisar Naruhito mengekspresikan "penyesalan mendalam" atas Perang Dunia II.
"Sejak berakhirnya perang 75 tahun lalu, negara kita secara konsisten selalu menghargai perdamaian," ujar PM Abe, dikutip dari laman Nikkei Asian Review.
"Di bawah payung kontribusi proaktif terhadap perdamaian, negara kita bertekad untuk memainkan peran yang lebih besar dalam menyelesaikan berbagai tantangan global, dan juga terus bekerja sama dengan komunitas internasional," sambungnya.
PM Abe juga menekankan tekadnya untuk mengatasi pandemi virus korona (covid-19). Ia tidak mengeluarkan pernyataan apapun mengenai isu diplomatik, terutama terhadap Korea Selatan dan Tiongkok -- dua negara yang masih bersitegang dengan Tokyo atas agresi Jepang di era PD II.
Hari ini, PM Abe telah mengirimkan persembahan ke kuil kontroversial Yasukuni di Tokyo. Kuil itu dibangun untuk mengenang sejumlah tokoh perang Jepang, yang dipandang Korsel dan Tiongkok sebagai simbol agresi Negeri Sakura.
Sejak 2013, PM Abe tidak pernah datang langsung ke Kuil Yasukuni untuk menghindari kemarahan Korsel dan Tiongkok. Namun beberapa menteri di kabinet PM Abe mendatangi kuil tersebut hari ini.
Sementara itu di Korsel, Presiden Moon Jae-in mengaku siap berdialog dengan Jepang untuk menyelesaikan perselisihan terkait era PD II. Salah satu yang menjadi perhatian adalah mengenai putusan Mahkamah Agung Korsel terhadap sebuah perusahaan Jepang pada 2018.
Putusan MA Korsel menyebutkan bahwa perusahaan Nippon Steel harus membayar kompensasi sebesar 100 juta won (setara Rp1,2 miliar) ke masing-masing empat warga Korsel yang pernah bekerja paksa di bawah kolonisasi Jepang.
"Kami sedang berdiskusi dengan Pemerintah Jepang untuk mencapai solusi damai yang dapat disepakati para korban," kata Moon. "Pintu negosiasi masih terbuka lebar," lanjutnya.
Jepang menilai putusan MA Korsel melanggar aturan internasional karena semua klaim kompensasi terkait kolonisasi Jepang sudah diselesaikan di bahwa perjanjian tahun 1965.
Hari ini adalah peringatan 75 tahun berakhirnya PD II. Konflik berkepanjangan itu berakhir usai Jepang menyerah di hadapan pasukan Sekutu, usai Amerika Serikat menjatuhkan bom di kota Hiroshima dan Nagasaki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News