Mantan menteri pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun. (AFP)
Mantan menteri pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun. (AFP)

Berperan dalam Darurat Militer, Eks Menhan Korsel Ditangkap

Willy Haryono • 08 Desember 2024 11:15
Seoul: Jaksa penuntut Korea Selatan menangkap mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun atas dugaan keterlibatan dalam pemberlakuan deklarasi darurat militer Presiden Yoon Suk-yeol pada Selasa malam lalu, lapor kantor berita Yonhap pada Minggu, 8 Desember 2024.
 
Kim, yang mengajukan pengunduran dirinya di hari Rabu, dipandang sebagai tokoh utama dalam deklarasi darurat militer singkat satu hari sebelumnya. Keterangan seorang pejabat militer senior dan tulisan dalam mosi pengajuan memakzulkan Yoon menyebutkan bahwa Kim telah mengajukan usulan darurat militer kepada sang presiden.
 
Yoon selamat dari pemungutan suara pemakzulan di parlemen pada Sabtu kemarin terkait darurat militer. Meski selamat, para pemimpin partai Yoon mengatakan bahwa sang presiden pada akhirnya harus mengundurkan diri.

Tim investigasi khusus kejaksaan telah memeriksa Kim, yang secara sukarela hadir di Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul hari ini sekitar pukul 01:30 waktu setempat.
 
Tiga partai oposisi minoritas mengajukan pengaduan ke jaksa penuntut terhadap Yoon, Kim, dan komandan darurat militer Park An-su, menuduh mereka telah melakukan pengkhianatan terhadap negara.
 
Kim menghadapi larangan bepergian saat jaksa masih melakukan penyelidikan, kata Yonhap. Kepolisian nasional juga sedang menyelidiki klaim pengkhianatan terhadap Yoon dan menteri-menteri utama.
 
Yon mengejutkan Korsel pada Selasa malam ketika ia memberlakukan darurat militer untuk membasmi apa yang disebutnya sebagai “kekuatan anti-negara" dan lawan-lawan politik yang disebutnya bersimpati ke Korea Utara.
 
Ia membatalkan darurat militer enam jam kemudian, setelah parlemen menentang pengepungan militer dan polisi untuk memberikan suara bulat dalam menentang keputusan presiden.
 
Deklarasi darurat militer Yoon menjerumuskan Korea Selatan, ekonomi terbesar keempat di Asia dan sekutu militer utama Amerika Serikat (AS), ke dalam krisis politik terbesarnya dalam beberapa dekade, yang mengancam akan menghancurkan reputasi Negeri Gingseng sebagai kisah sukses demokrasi.
 
Baca juga:  Boikot Partai Berkuasa Selamatkan Presiden Korsel dari Pemakzulan
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan