Hingga saat ini Tiongkok mengklaim Taiwan-,yang memiliki sistem demokrasi sebagai wilayahnya sendiri,- telah meningkatkan aktivitas militernya di dekat pulau itu. Beijing melihat ini sebagai 'kolusi' antara Taipei dan Washington.
Dalam beberapa minggu terakhir, jet tempur Tiongkok telah melintasi garis tengah Selat Taiwan, yang biasanya berfungsi sebagai penyangga resmi antara pulau dan daratan. Jet-jet tempur itu telah terbang ke zona identifikasi pertahanan udara barat daya Taiwan.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan sejauh tahun ini angkatan udara telah menugaskan jet tempurnya hingga 4.132 kali. Angka ini naik 129 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
“Tiongkok mencoba menggunakan tindakan militer sepihak untuk mengubah status quo keamanan di Selat Taiwan, dan pada saat yang sama menguji tanggapan kami. Kondisi tersebut meningkatkan tekanan pada pertahanan udara kami dan menyusutkan ruang kami untuk aktivitas," ujar pernyataan Kementerian Pertahanan Taiwan, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa 6 Oktober 2020.
“Perkembangan pesat militer Tiongkok telah disertai dengan tindakan militer yang ditargetkan terhadap Taiwan,” tambah kementerian itu.
Negeri Tirai Bambu pun sangat marah dengan meningkatnya dukungan AS untuk Taiwan, termasuk pejabat senior AS yang mengunjungi pulau itu, menambah ketegangan China-AS yang lebih luas.
Sementara Taiwan tidak dapat bersaing secara numerik dengan angkatan bersenjata Tiongkok. Presiden Tsai Ing-wen telah mengawasi program modernisasi militer, yang bertujuan untuk membuat angkatan bersenjata pulau itu lebih gesit dan Taiwan lebih sulit untuk menyerang.
Wakil Menteri Pertahanan Chang Guan-chung mengatakan Tiongkok telah meningkatkan apa yang disebutnya "pelatihan realistis melawan Taiwan".
"Kami mengembangkan sistem yang kecil, banyak, cerdas, tersembunyi, cepat, mobile, berbiaya rendah, dapat bertahan, efektif, mudah dikembangkan, dipelihara dan dilestarikan, serta sulit dideteksi dan dilawan," kata Chang.
Chang menyerukan peningkatan kerja sama dengan Amerika Serikat yang melampaui penjualan senjata, mengatakan itu akan semakin memperkuat reformasi pertahanan dan modernisasi militer Taiwan.
“Kami juga akan menekankan upaya bersama dalam pelatihan, konsep operasional, penilaian kapabilitas, berbagi intelijen, dan kerja sama persenjataan. Ini sama pentingnya dengan akuisisi perangkat keras,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News