Kantor Berita Pusat resmi Korea Utara, KCNA, mengatakan kapal yang bernama 'Hero Kim Kun Ok' dirancang untuk meluncurkan senjata nuklir taktis dari bawah air, tetapi tidak menyebutkan secara spesifik jumlah rudal yang dapat dibawa dan ditembakkan.
Dalam pidatonya pada upacara peluncuran kapal Rabu lalu dan inspeksi di atas kapal pada keesokan harinya, Kim menyatakan kepuasannya.
"Kita telah memperoleh kapal selam serang nuklirnya sendiri untuk melawan aset angkatan laut AS yang canggih," kata KCNA, dikutip oleh ABC Online, Jumat, 8 September 2023. Pada Juli, AS memasang kapal selam rudal balistik berkemampuan nuklir di Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak 1980an.
Kim mengatakan, negaranya juga sedang mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir dan berencana merombak kapal selam dan kapal permukaan yang ada sehingga bisa menangani senjata nuklir, dan menggambarkan pembangunan tentara berkemampuan nuklir sebagai 'tugas mendesak'.
Korea Utara sebelumnya telah menguji berbagai rudal yang dirancang untuk ditembakkan dari kapal selam untuk mengejar kemampuan melakukan serangan nuklir dari bawah air, yang secara teori akan meningkatkan pencegahannya dengan memastikan kemampuan bertahan untuk membalas setelah menerima serangan nuklir di darat.
Kapal selam rudal balistik juga akan menambah ancaman maritim terhadap semakin banyaknya senjata berbahan bakar padat yang ditembakkan dari kendaraan darat Korea Utara yang dirancang untuk melumpuhkan pertahanan rudal di Korea Selatan dan Jepang.
Kedua sekutu utama Amerika itu menempatkan puluhan ribu tentara Amerika di wilayah tersebut.
"Dibutuhkan banyak waktu, sumber daya, dan peningkatan teknologi bagi negara yang terkena sanksi berat ini untuk membangun armada yang terdiri dari setidaknya beberapa kapal selam yang dapat melakukan perjalanan dengan tenang di lautan dan dapat melakukan serangan dengan andal," kata para analis.
Laporan tersebut muncul di tengah spekulasi bahwa Kim sedang bersiap untuk segera mengunjungi Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Pertemuan keduanya mungkin fokus pada penjualan senjata Korea Utara untuk mengisi kembali cadangan senjata Rusia yang terkuras akibat perang terhadap Ukraina.
Sebagai imbalan atas penyediaan peluru artileri dan amunisi lainnya kepada Rusia, Korea Utara dapat mencari bantuan ekonomi yang sangat dibutuhkan dan juga teknologi senjata canggih.
"Ini termasuk yang terkait dengan sistem rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam, rudal balistik antarbenua, dan satelit mata-mata militer," pungkas para analis.
Baca juga: Korea Utara Luncurkan Kapal Selam Serang Nuklir Taktis Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News